Mohon tunggu...
Nastiti FadlaYuhyi
Nastiti FadlaYuhyi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Mengabadikan kata, melukis mimpi, dan menemukan jati diri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Depok Negara Kristen Pertama

15 Januari 2025   22:44 Diperbarui: 15 Januari 2025   23:37 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benarkah Depok Negara Kristen Pertama?


               Sebelum Indonesia merdeka, Depok sudah merdeka terlebih dahulu. Terdapat saudagar Belanda kaya, yang membeli tanah Depok seluas 12,44km², yang bernama Cornelis Chastelein dan ia membeli dengan harga 2,4 juta rupiah. Ada beberapa yang menyebutkan bahwa nama “Depok” diambil dari istilah Sunda kuno, yakni “Padepokan” yang artinya tempat untuk bertapa pada masa kerajaan Sunda kuno. Namun banyak juga yang berpendapat bahwa Depok adalah singkatan dari “De Eerste Protestants Onderdaan Kerk” yang berarti Jemaat Kristen yang Pertama. Tuan Cornelis pun membeli tanah Depok selain untuk perkebunan, ia gunakan sebagai penyebar injil Kekristenan, untuk orang orang yang saat itu tinggal di Depok. 

Berdirinya Depok

          Ketika Depok sudah memutuskan menjadi bagian dari Indonesia, maka Depok masuk pada wilayah Kabupaten Bogor bagian utara, pada tahun 1999 Depok memutuskan untuk pisah wilayah dan menjadi kotamadya. Sementara itu, sebelum Depok memutuskan menjadi bagian dari Indonesia, Depok sudah merdeka sejak 28 Juni 1714. Bahkan Depok mempunyai tatanan pemerintahan sendiri, yang bernama Gemeente Bestuur Depok, yang mana pemerintahan tersebut bercorak Republik yang independen, dipimpin oleh presiden yang mereka pilih setiap tiga tahun sekali. Depok bisa merdeka terlebih dahulu, dikarenakan Tuan Cornelis membeli tanah tersebut dari pemerintahan belanda, dan semenjak itu Belanda tidak lagi mempunyai kekuasaan di Depok.

Marga Depok

            Tuan Cornelis membeli tanah Depok, diperuntukkan sebagai perkebunan. Dan yang mengurus tanah perkebunanya, tuan Cornelis mempekerjakan warga lokal dari penjuru Nusantara, seperti Jawa, Bali, Bugis, dan Ambon. Maka, nama nama tersebut, menjadi nama klan atau marga, terdapat 12 marga, dan mereka semua dikenal sebagai “Bule Depok”. Marganya antara lain: Bacas, Isakh, Jacob, Jonathans, Joseph, Laurens, Leander, Loen, Samuel, Soedira, Tholense, dan Zadokh.

Kemerdekaan Indonesia

            Saat proklamasi kemerdekaan Indonesia, Depok merupakan wilayah yang tidak mengakui kemerdekaan Indonesia. Mengetahui tentang ini, para pejuang dari Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi sangat marah dan merancang revolusi untuk meruntuhkan Negara Depok, hal ini dikenal sebagai “Gedoran Depok”. Beribu laskar pemuda yang dipimpin oleh Margonda dan Tole Iskandar tiba mengepungi Depok. Gedoran Depok, merupakan bagian dari sejarah kelam masa bersiap yang terjadi pada awal kemerdekaan. Pada 8 April 1949, eksistensi tanah partikelir dihapuskan, maka mengakhiri Negara Depok, dan diberikan kompensasi oleh Pemerintahan Republik Indonesia  senilai RP.229.261,28,. Dan setelah kembali ke pangkuan RI, wilayah Depok dipecah dibawah Kabupaten Bogor, dan dimekarkan menjadi Kota Depok pada tahun 1999.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun