Kota Port Moresby pernah dinobatkan menjadi 10 kota di dunia dengan tingkat kriminailtas tertinggi di dunia menurut satu sumber di internet yang pernah saya baca sebelum saya menginjakkan kaki pertama kali di Port Moresby.
Yang ada di pikiran saya awalnya,karena kota Port Moresby akan menjadi tuan rumah APEC 2018. Â Perbaikan di bidang keamanan pastilah menjadi hal utama yang di siapkan dengan baik. Setelah hampir 2 bulan tinggal di sini, dan merasakan sendiri, akhirnya saya percaya bahwa itu benar benar terjadi seperti gambaran citra buruk dan cerita seram kota ini, baik di internet atau teman-teman saya yang pernah di tinggal di kota ini.
Saya baru mengerti mengapa hotel-hotel di sini harus melalui pengamanan berlapis-lapis, masuk ke bank, perkantoran, toko, rumah sakit, sekolah, bahkan ke restoran itu rasanya kayak masuk penjara dengan harus melalui pintu berjeruji dan bersensor dan metal detector berlapis-lapis.
Di kota ini orang orang lokal tidak suka membawa uang dalam jumlah banyak, biasanya sebagai alat pembayaran contohnya pembayaran sewa rumah, TV kabel mereka lebih suka memakai cek atau debit ATM karena alasan safety. Para Raskol tidak pernah memandang korbannya, orang lokal maupun expatriat tetap sama dijadikan target operasi. Hari ini saya masih terkaget-kaget karena tetangga depan rumah saya warga Filipina baru saja dirampok di bawah todongan pistol pas di depan gerbang compound kompleks kami tinggal. Mobilnya diambil dan untungnya dia tidak ditembak karena sikap pasrahnya dan tidak melawan.
(Baca:Â Diplomat robbed at police roadblock in Port Moresby)
Belum selesai shock diri saya atas kejadian tetangga saya, ternyata seorang diplomat Amerika juga ikut di rampok di jalan kota oleh orang yang menyamar menjadi polisi patroli, 3 hari lalu warga Australia ditembak karena melawan waktu dirampok, 1 minggu lalu seorang ibu dipotong jarinya karena kelamaaan memberikan cincin emas yang melingkar di jarinya kejadian dekat dengan Guest House milik kedutaan Indonesia yang memang rawan kawanan Raskol, 2 minggu lalu warga 2 Tiongkok dirampok, saat tiba di bandara Jackson dari provinsi lain ternyata sudah diintai dan sepanjang perjalanan pulangnya menuju perusahaan dirampok di jalan.
Bayangkan, kegiatan raskol saat ini justru eskalasinya semakin sering di tengah berbagai acara Pertemuan tingkat Internasional yang berlangsung 2 bulan ini, salah satunya APEC Transportation Minister meeting minggu lalu. Para diplomat Indonesia di sini juga sudah banyak yang menjadi korban kesadisan para Raskol yang meninggalkan banyak cerita dan Trauma.Â
Mulai dari dirampok di dalam kompleks guest house Indonesia (tempat tinggal diplomat Indonesia) di bawah todongan senjata, diambil mobil dan seluruh harta benda, diikuti atau di buntuti terus menerus berkali-kali sampai ketakutan. Akhirnya dijualah mobil jenis X-Trail yang dibelinya sendiri, dan untuk diketahui mobil merk sporty seperti X trail, sedan adalah mobil favorit para raskol untuk dirampok.
Saya mendapat cerita dari seorang teman expatriat yang menceritakan bagaimana teman Filipinanya ditembak mati di jalan raya setelah menggambil uang dalam jumlah banyak untuk gaji karyawan sebuah perusahaan di jam sibuk di tengah kota. Para Raskol biasanya teroganisir, mempunyai base di sekitaran kantong-kantong Resetlement yang berada di beberapa tempat di seputaran Port Moresby. Tempat di mana Polisi pertama kali akan datangi bila ada laporan kehilangan mobil. Banyak yang kembali tapi dengan tebusan tapi kadang hilang tanpa jejak dan biasanya nasib mobilnya sungguh menggerikan, sudah dipretelin mesin dan suku cadangnya dan dijual terpisah untuk menghilangkankan jejak.
Demi keamanan di jalan raya sebaikanya kita selalu memperhatikan spion, apakah perjalanan kita diikuti terus menerus, jangan pernah berhenti mobil carilah langsung tempat parkir yang aman seperti mal, atau hotel untuk berhenti sejenak sampai yang mengikuti hilang. Mobil kesukaan para Raskol saat beraksi biasanya jenis SUV dan sedan dengan cc 1500 ke atas. Satu yang tidak boleh dilupakan oleh kita, dilarang keluar mobil saat terjadi ban kempes atau ada kerusakaan mobil, segera telpon bantuan, kalau mobil ditinggalkan tanpa pengawasan, waktu anda kembali, kendaraan tersebut sudah pasti dipretelin mungkin tinggal rangkanya saja. Mengapa motor roda dua tidak beroperasi di seluruh jalan raya di kota terjawab juga, kalau naik mobil saja anda bisa digorok dan dan dirampok, apalagi naik motor.
Sebagai negara yang sedang mempersiapkan APEC 2018, sudah seharusnya keamanan menjadi prioritas penting apalagi banyaknya kepala negara yang akan hadir di kota ini. Minimnya polisi masih menjadi kendala merajalelanya Raskol menjelang akhir tahun ini. Masih banyaknya senjata illegal yang beredar, kemiskinan dan pengganguran menjadi kombinasi cantik banyaknya gank raskol yang beroperasi di Port Moresby.