Tiba di alor kecil kembali menuju ke penginapan,kami memesan mie goreng lezat buatan ibu kris.Sekedar informasi ketika Menginap di homestay cantik,ibu kris bersedia memasak menu apa baik selera indonesia atau selera internasional dengan harga terjangkau,jangan lupa minta sambel jeruk yg pool enaknya.Bertemu tetangga kamar,turis dari belgia,yang menanyakan kami berasal dari mana,ketika saya jawab dari Atambua dia malah bertanya itu di mana.Si allen dan alex bercerita sebelum ke alor dia sudah menjajal Atauro Timor Leste, Soe dan destinasi selanjutnya adalah lembata,Larantuka ende dan labuan bajo.Malam hari tiba kami menikmati ikan bakar di pantai reklamasi yang enak dan murah meriah.Hari 3 ,om yunus siap menjemput kami jam 7 pagi karena sebelum balik ke atambua kami harus cheek in di bandara sekitar jam 11 siang.Masih punya waktu banyak ,kami cheek out dan langsung menuju Museum seribu moko, ke pasar kadelang membeli tenun dan oleh oleh,lanjut ke kebun kopi menuju desa adat Kabola yang terkenal dengan baju kulit kayunya,sempat berfoto di bukit cinta dengan view kota kalabahi dengan teluk cantiknya.
Menuju bandara kami cheek in dahulu lalu menyempatkan diri nongkrong di pantai Mali yang dekat dengan bandara.Sebenarnya masih banyak tempat yang belum kami datangi,pulau di seputaran alor saja ada sekitaran 17 buah,18 titik diving,wisata alam seperti air terjun,mendaki gunung pantar.Tidak lah cukup sekali datang untuk mengunjungi semua destinasi wisata.Sering kembali ke pulau Alor,Nadine Chandradinata menjadikan Alor sebagai tempat diving favoritnya.Saat nya kembali ke Atambua,terlihat dari pesawat ,kami semakin jauh meninggalkan pulau Alor,pulau yang menyimpan banyak potensi kekayaan wisata, yang memang pantas di persiapkan untuk menjadi wisata kelas dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H