Mohon tunggu...
nasti lamag
nasti lamag Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

life is collection of moments

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Serambi Negara

14 Februari 2016   20:10 Diperbarui: 14 Februari 2016   21:36 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Sadi terdapat kabupaten Belu,merupakan desa yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste. Desa yang sangat tenang dan sepi sepi sepi sekali sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai  Petani,No angkot- Ojek only.Kondisi  jalan raya dari kota atambua ke desa sadi barulah di hotmix, sayang belum di bangunnya jembatan penghubung di sungai Sadi membuat warganya kesulitan saat musim hujan tiba.

Sebenarnya ada lagi Jalan alternatif menuju Desa Sadi ,dari kelurahan Fatubenao,sudah pernah saya telusuri lumayan lama dan jalan yang kadang berbatu,kalau numpang ojek harus membayar sekitar 20 rupiah. kalau lewat jalur ini ada beberapa tempat yang menarik,areal persawahan yang lumayan luas dan cek dam Serani yang merupakan obyek wisata yang kurang mendapat perhatian.

                                                                          cek dam serani sadi

Janji bertemu di SMP N Sadi dengan teman  yang kebetulan menjadi wakil kepala sekolah di situ. tapi berhubung sungai di Sadi meluap jadi atas himbauan para tukang ojek saya putar balik kota Atambua dan ambil jalur alternatif.Sampailah akhirnya saya di Desa Sadi, langsung menuju SMP Sadi sekitar Jam 1 siang,terlihat anak anak didik sedang berbaris untuk apel siang dan mendapat pengarahan dari guru.

Postur anak didik di sini sangat sangat langsing,mungkin karena tidak adanya sarana transportasi umum,memaksa mereka untuk berolahraga jalan kaki PP sekolah dan rumah.Para guru juga terlihat masih mengikuti Rapat sekolah,menunggu sebentar akhirnya saya bertemu dengan teman lama saya Ibu heni,yang adalah seorang PNS.Ternyata rapat hari itu adalah hari pembagian honor para guru honorer,yang mayoritas mengajar di SMP ini.terdapat raut muka bahagia dari para guru guru muda tersebut,walaupun honor  hanya sekitar 200rb/bulan

.Ada juga fasilitas tunjangan perbatasan untuk guru PNS sekitar satu kali gaji dan untuk honorer,sekitar 1 jutaan lebih,tapi sayangnya tunjangan tersebut sebagian besar guru tidak mendapatkannya,entah karena apa.Padahal untuk mengajar di SMP sadi ini membutuhkan biaya transpotrasi yang lumayan mahal,karena hampir semua guru bertempat tinggal di kota Atambua,belum lagi buat guru honorer yang sudah berkeluarga,paling honor 200 rb habis dalam beberapa hari saja.apa lagi bila musim penghujan tiba dan mereka harus membayar ojek 40rb /sehari untuk jalur fatubenao,ck ck ck,mikir sendiri dah bagaimana kesulitan hidup para guru ini.

Guru dan para murid di SMP Sadi termasuk yang jarang absen,karena para guru di sini masih berusia muda dan punya banyak semangat mengajar dan sebagian guru adalah tenaga honorer yang ingin memperbanyak jam mengajar dan berharap suatu saat pemerintah berbaik hati mengangkat mereka menjadi PNS,murid di sini juga jarang absen bahkan pendalam materi atau les yang di berikan sore hari akan di ikutinya walaupun harus berjalan kaki bolak balik ,alasannya kalau di rumah malah tidak ada waktu untuk bertemu dan bercanda dengan teman teman,dan kalau sudah sampai di rumah mereka mempunyai kewajiban untuk membantu orang tua di ladang,mencari kayu bakar,ambil air dsb.

Selesai lah acara mengunjungi teman saya,tibalah para guru ini untuk pulang,terlihat kepala sekolah dengan motornya menggunakan sepatu boot karet anti hujan dan lumpur.para guru yang tidak mempunyai motor berjalan kaki sekitar 10 km menuju sungai sadi,kalau rejeki para guru ini bisa menumpang mobil atau truk proyek yang kebetulan lewat,sambil berharap sungai tersebut tidak meluap.

Hari itu  air Cuma sebatas lutut.Terlihat berpengangan tangan untuk menyeberang karena arus yang lumayan deras,terselip senyum karena perasaan lucu kalau salah menginjak titian batu membuat rok atau celana para guru ini basah.Dan akhirnya  sampai di seberang sungai para ojek pun menawarkan jasa untuk pulang ke atambua,pulang untuk beristiharat melepas lelah,pulang sambil berharap suatu hari mereka para pemimpin memperhatikan nasib mereka, GURU SMP SADI GURU NYA SERAMBI NEGARA.

*Foto Dokumen Pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun