Mohon tunggu...
nasti lamag
nasti lamag Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

life is collection of moments

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Melintasi Malaka, Mampirlah ke "Rest Area" Nurobo

21 Januari 2016   23:18 Diperbarui: 22 Januari 2016   15:35 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rest area merupakan tempat istirahat bagi orang yang melakukan perjalanan yang panjang. Konsep awalnya merupakan suatu tempat yang sederhana saja dengan makanan dan minuman seadanya dan akhirnya menjelma menjadi rest area modern seperti yang ada sepanjang jalan Tol di kota-kota besar. Di Nurobo ada contoh rest area yang masih sangat tradisional bagi para traveller yang biasa melakukan perjalanan darat dari Kupang-Soe-kefamananu-Malaka-Atambua-Timor Leste. Makanan yang ditawarkan juga spesial dan the only one “jagung rebus” dan “sambal luat” khas tanah Timor.

Pelanggannya bermacam-macam, dari pengemudi motor, pengemudi truk, dan penumbang bus antarkota, terkadang juga ada masyarakat Atambua yang sekedar ingin mencicipi jagung rebus karena di seluruh Atambua tidak ada penjaja jagung rebus dan di tempat ini jagung rebus tersedia hingga tengah malam melayani penumpang bus malam atau driver mobil expedisi. Dari Kota Atambua menuju Nurobo kira-kira 30 menit jarak tempuhnya.

Terdiri dari belasan gubuk sederhana, bermodal panci besar, tungku dari batu dan kayu bakar, para penjual merebus jagung dan baru mengeluarkannya dari panci jika akan dibeli. Terkadang terlihat mereka berlari mengejar rombongan penumpang bus atau mobil travel yang berhenti. Harganya sudah pasti murah meriah, Rp2.500/jagung free sambal, free tempat duduk di bale-bale. Pemandangan kanan dan kiri jalan adalah ladang sawah lumayan untuk sejenak melepas lelah bagi yang melakukan perjalanan jauh.

Sore itu, saya dan suami kebetulan punya kesempatan untuk makan jagung rebus di Nurobo. Kami duduk di bale-bale yang kosong sambil menikmati jagung pulut rebus yang hot from the panci. Sambil menunggu jagung ini menghangat, kami memperhatikan segerombolan anak SD yang baru pulang dari sekolah berjalan kaki beralaskan sendal jepit, langsung menuju gubuk-gubuk penjual jagung rebus, mengganti baju dan menikmati bekal makan mereka.

Ternyata mereka adalah anak-anak penjaja jagung rebus di situ. Setelah pulang sekolah, mereka menggantikan ibu mereka untuk berjualan jagung rebus. Di Nurobo, jagung selalu tersedia sepanjang tahun. Jadi, jika Anda para traveler yang kebetulan akan melakukan perjalanan ke Kota Belu dan Malaka, mampirlah ke rest area Nurobo, yang terkenal dengan jagung rebusnya. Minimal dengan membeli satu jagung rebus di sana plus foto selfie, unggah di Facebook, Twitter, atau Instagram, sudah pasti Anda membantu mempromosikan dan menggerakkan ekonomi para mama di Nurobo ini yang kehidupan ekonominya sangat-sangat sederhana. Ditunggu ya di Nurobo. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun