Pada libur akhir tahun 2015 ,anak lelaki saya mengusulkan liburan ke Pulau Rote,pasalnya teman sekolah di jakarta ada yang sudah pernah pergi ke sana,dan menceritakan tentang keindahan pulau rote, sedangkan dia yang nenek buyutnya adalalah seorang Rote asli bermarga Nasa malah tidak pernah melihat rote.Akhirnya setelah berembuk dan di sesuasikan dengan jadwal cuti bapaknya,pergilah kami berempat.Sebelumnya saya coba gogling ke internet mencari cari tahu keadaan di sana,minim informasi dan dan waktu cuti bapaknya yang sedikit kami langsung nekad memutuskan perjalanan tanggal 30 desember 2015 pagi dengan membawa 2 sepeda motor,dengan pertimbangan mendengar cerita di sana tidak ada ada Pom bensin, Cuma ada bensin eceran di botol dan jalan di sana masih belum bagus,agak ngeri kalau nekat bawa mobil.
Perjalanan di mulai dengan membeli tiket sepeda motor seharga 108000 rupiah/motor sudah termasuk orang yang membawanya,tinggal membeli tiket untuk saya dan anak saya yang kecil ,kami memilih tiket VIP seharga 68 ribu rupiah.Untuk informasi sebenarnya banyak cara menuju rote dari kupang bisa menggunakan pesawat wings air dengan harga tiket mulai 250rb an jarak tempuh 30 menit,menggunakan kapal ferry cepat harga tiket sekitar 180 rb an jarak tempuh 2 jam,kami memilih ferry lambat karena membawa 2 motor ,alasan yang lain adalah kedua anak saya belum pernah naik kapal motor yang lumayan besar seperti KM Ilalabaleka.Lumayan ramai hari itu penumpangnya karena banyak yang mudik untuk tahun baru,berdesakan memang bagi pemegang tiket ekonomi,bahkan sampai ada yang duduk di geladak kapal,untuk tiket VIP lumayan nyaman karena ada tempat tidur dan AC. ASDP sebagi penyedia penyebranggan antar pulau di rote punya banyak PR untuk membuat penumpang lebih nyaman,mulai dari penumpang yang tidak membeli tiket di loket,sampai penumpang ekonomi yang nyerobot masuk ke VIP lalu membayar ke oknum petugas pemeriksa tiket supaya bisa mendapatkan pelayanan VIP dengan harga miring.
KM ILALABALEKA berangkat jam 6 30 pagi mampir dulu di pulau Semau,bongkart muat 15 menit lanjut ke Pulau Rote,anak lelaki saya sangat gembira terlihat dari raut wajahnya,sambil berdiri di cafetaria bisa melihat pemandangan pulau Timor dan pulau semau tiba di selat pukuafu pertemuan 3 pulau. mulai terasa ombak yang membuat kapal terayun,2 anak saya tidak tahan akhirnya memilih tidur di kamar,setelah 4 jam perjalanan tibalah kami di pelabuhan Pantai baru Rote,terlihat pulau Rote dengan ciri khas karang , kiri kanan pelabuhan ada yang menanam rumput laut di sepanjang pantai.
Sampai di pulau Rote kami melihat gerbang selamat datang yang bertuliskan “Selamat datang di bumi Ti’i langga”,tujuan perjalanan kami yang pertama adalah Baa yang merupakan ibukota kabupaten Rote,dengan jarak tempuh sekitar satu setengah jam,sepanjang perjalanan banyak terdapat pohon lontar dan kosambi ,untuk menemukan kota Baa ternyata petunjuk jalannya banyak jadi tidak mungkin kesasar.Sampailah kami di kota Baa,ibukota kabupaten Rote Ndao.Pemberhentian pertama di lapangan umum,mencari makan siang di kaki lima yang pemiliknya bernama Mas joko yang berasal dari jawa,menikmati gado gado dan soto ayam surabaya,Mas joko menyarankan kalau mencari penginapan lebih baik memilih Hotel Ricky yang berada di pusat kota,memang masih ada beberapa penginapan di Baa seperti Hotel grace, penginapan freas dan Tiberias.Hotel di Baa merupakan homestay sederhana kelas melati.Chek in di Hotel Ricky,dengan Tarif 300ribu/malam,kami bergegas menaruh ransel dan melanjutkan perjalanan ke Termanu yang terkenal dengan bukit batunya,perjalanan dari Baa sekitar 15 menit mayoritas pemandangan adalah pantai putih yang bersih,menikmati siang di sana sekitar jam 4 sore kembali ke Baa, keliling Baa cukup menghabiskan beberapa belas menit saja ,menikmati sore di mercusuar di pinggir pelabuhan ferry cepat,lalu nongkrong di Depot Kevin yang sepertinya menjadi tempat favorite masyarakat Baa,dari steak,bakso,mie ayam,mie, nasi goreng dan aneka jus tersedia di tempat ini harga juga lumayan murah,tempatnya pun nyaman. Kembali ke penginapan,setelah bersih bersih diri,malam menjelang terdengar ramai nyanyian kidung di gereja sebelah pengginapan yang sibuk mempersiapkan misa tahun baru,menikmati malam di Baa di lapangan umum banyak penjual ikan bakar,rasa dan harganya juga lumayan murah.Ada odong odong hiburan untuk anak anak. Janji bertemu dengan sepupu saya sudah 6 tahun tidak bertemu yang kebetulan berdinas sebagai polwan di samsat rote,dari dialah kami bertanya tentang nembrala,salah satu tempat yang ingin kami singgahi .Dia menyarankan kami untuk menginap di Anugrah surf and Resort dan berjanji akan mengantar kami ke nembrala besok.Informasi buat yang mau berkunjung ke Nembrala,hampir semua resort di sepanjang pantai ,pemiliknya adalah orang asing,Cuma Anugrah dan satu resort yang saya lupa namanya yang pemiliknya orang Rote Asli,dan musim ramainya pengunjung resort adalah musim angin timur yang di mulai bulan maret,karena pantai di nembrala terkenal dengan ombaknya untuk mereka yang mempunyai hobi surfing.untuk masa holiday season banyak resort yang closed karena rata rata pemiliknya balik ke luar negeri untuk merayakan Natal dan tahun baru.Harga yang di tawarkan resort di nembrala bukan per kamar tapi per orang,karena menginap di nembrala sudah temasuk makan 3 kali sehari untuk para wisatawan asing harganya pakai kurs dollar dan bookingnya on line,tapi tenang aja buat wisatawan domestik harga tetap Rupiah malah kalau yang bantuin booking kenal sama pemiliknya harga malah bisa nego loh.
Tanggal 31 desember Pukul 4. 54 pagi terdengar sayup sayup azan pagi,ternyata di dekat penginapan ada juga sebuah masjid, masyarakat muslim di sini rata rata berprofesi pedagang, penjual warteg,dan sudah lama hidup berdampingan dengan damai bersama masyarakat Rote yang umumnya memeluk agama kristen protestan.Kami sekeluarga menikmati jalan kaki di pagi hari,pergi ke pelabuhan menunggu matahari pagi terbit,melihat nelayan yang membuang jala di pinggir laut,sambil membayangkan dan bercerita bagaimana nenek buyut mereka hidup di Rote 50 tahun lalu.Kembali ke penginapan, ternyata sudah tersedia roti yang sangat Lezat mirip roti breadtalk,dan 4 cangkir teh hangat di teras kamar.jam 10 pagi kami chek out,dan janji bertemu dengan sepupu saya brigadir Desi di depan kantor Polres yang akan menunjukan jalan menuju Nembrala.
Suasana pagi hari di pelabuhan BaaSepanjang perjalanan terlihat pemandangan Lontar dan Pohon kosambi lagi,bukit karang ,pantai putih,rumah penduduk yang berpagar batu,1 jam 30 menit sampailah kami di kecamatan Rote Barat,menuju penginapan banyak terhampar pohon kelapa.suasana Bali terasa saat pertama tiba di Anugrah resort,setelah chek in putri saya memilih kamar yang pintunya langsung menghadap ke kolam renang, kami langsung di suguhi “welcome drink”dan makan siang dengan menu ikan Kuah asam ,setelah itu anak anak langsung berhambur ke pantai yang memang indah pemandangannya.Pantai Nembrala sangat tersohor di Luar Negri,coba saja gogling sendiri dengan key word “Nembrala”. Terlihat dari bibir pantai ombaknya bergulung gulung tinggi di sukai oleh para surfer.Pada bulan desember ini bukan musim angin Timur jadi ombaknya bergulung agak jauh di tengah.Dan itu di manfaatkan oleh penduduk lokal untuk menanam rumput laut di bibir pantai. Kami sekeluarga menghabiskan waktu sore dengan berjalan sepanjang pantai, terlihat di depan beberapa pulau salah satunya pulau ndana yang terkenal dengan pulau yang banyak sekali rusanya,yang hanya di huni oleh personil angkatan laut yang menjaga pulau terluar tersebut.
Menu makan malam hari ini sup asparagus, ayam lada hitam,dan pie rambutan,setelah menikmatinya kami berempat mengobrol di pinggir kolam di temani kopi dan menunggu pergantian tahun,jam 12 tepat terlihat meriahnya kembang api di langit baik di Nembrala maupun di pulau ndana,pulau Ndao dan pulau pulau kecil lainnya yang terlihat indah dari bibir pantai.Sungguh menikmati tahun baru yang berkesan buat kami sekeluarga.
Pantai Boa yang pertama
Pantai Boa yang ke dua
Tanggal 1 januari 2016 ,Tahun baru di pagi ini di habiskan dengan tidur karena tadi malam begadang ,jam 9 bangun menikmati makan pagi lalu pergi ke pantai yang sedang surut panjang,sambil melihat pantai yang airnya jernih terlihat jelas ikan nemo,dory dan teman temannya.Tidur siang kembali untuk mengisi energi, jam 2 siang kami memutuskan untuk melihat pantai Boa,modal goegles maps dengan perjalanan kira kira 15 menit,tiba pantai di boa yang pertama kami datangi putih dan ombaknya sangat tinggi, putri saya agak takut untuk berenang di situ,terlihat banyak resort yang sedang di bangun di daerah itu dan informasi dari penduduk setempat salah satu pemiliknya adalah artis luna maya dan cucu dari pak harto panji triatmojo,akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke pantai boa yang lainnya,dan menemukan pantai yang sangat menakjubkan buat kedua anak saya untuk berenang,hamparan pasir putih bersih yang airnya bening ombaknya yang 2 meteran di tengah di pakai berselanjar oleh anak anak kampung boa yang masih kecil.setelah puas berenang dan ber foto foto,sayang sinyal telkomsel tidak eksis di tempat ini jadi agak ngeri kalau pulang agak malam.
On the way menuju Nembrala ternyata ada warkop sederhana milik penduduk,ngopi dulu sambil makan mie rebus.Di nembrala tidak ada warteg dan sejenisnya.Untuk bensin eceran satu botolnya di hargai 10 ribu rupiah.Prasarana jalan raya dari pantai timur(Rote Timur),ke Baa(Rote tengah) dan ke nembrala(Rote barat) mulus dengan hotmix,Cuma sedikit off road menuju pantai Boa,Pom bensin Cuma ada satu di Pulau Rote di daerah Baa.Tiba di penginapan beranang lagi di kolam renang sambil coba latihan menggunakan papan surf.Menikmati menu makan malam ikan bakar dan salad mentimun, dan beristirahat sambil merencanakan perjalanan pulang esok hari.
Hutan pohon kayu putihTanggal 2 januari 2016,setelah makan pagi,kami berpamitan dengan Oma pemilik resort yang sangat ramah,di perjalanan kami mampir dulu ke hutan Pohon kayu putih yang keren menurut saya,tempat ini cocok buat foto prewed loh,sampai ke depan Polres kami berhenti sebentar untuk berpamitan dengan sepupu saya Desi,wah malah di kasih Topi Tii langga,gelang dan anting dari rumah penyu, senangnya putra saya,karena mau dia bawa ke Jakarta.Lanjut ke Baa jam 9.30 mampir istirahat di Depot Kevin sambil menikmati es campur dan jus buah.terus ke Pantai Timur membeli tiket motor dan tiket penumpang,menunggu sekitar 30 menit tiba lah ferry dari kupang,setelah bongkar muat 1 jam kami yang menggunakan motor di dahulukan memasuki kapal,memulai perjalanan pulang terlihat pulau Rote semakin lama semakin menjauh,meninggalkan banyak kenangan di memori kami sekeluarga.Sedikitnya putra putri saya mempunyai darah Rote,walaupun sudah bercampur Jawa,flores dan timor. Bangganya dia nanti bercerita ke pada teman temannya bahwa sudah pernah menginjakkan kakinya di pulau Rote,pulau paling ujung selatannya Indonesia,pulau yang pantainya sangat indah,pulau seribu lontar,dan pulau yang selalu ada di Hatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya