Di sinilah "persatuan" hanya melahirkan "perpecahan"
Bukan dari dalam keluarganya, tapi dari sekitar berimbas kepada tetangganya yang "tidak tahu apa-apa" dapat ejekan, cemooh bahkan hinaan dari tetangga lainnya.
Bukankah jika sudah berkeluarga harus terbuka, tidak menyimpan rahasia demi membangun persatuan?
Jika sudah menemukan kesus semacam ini, bagaimana posisi kita sebagai "tetangga yang jadi korban" kesalahpahaman?
Bagaimana pula sikap kita sebagai "tetangga yang mendengarkan istri yang bercerita tak tahu kenyataannya?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H