Secara terminologi, khalifah bermakna "Orang yang ditugasi oleh Allah SWT untuk memimpin dan mengadakan perbaikan (ishlah) di kalangan umat manusia". Makna yang kedua yaitu, "orang yang menggantikan utusan Allah atau nabi".
Banyak orang yang tidak bisa membedakan makna dan jenis-jenis khalifah, sehingga menjadi rancu ketika mencampur-adukkan makna khalifah sebagai "manusia pribadi" dan khalifah sebagai "pemimpin".Â
Kemudian makna kata Khalifah dan Khilafah juga jelas terdapat perbedaan. Jika seorang diri maka disebut Khalifah, jika banyak maka disebut Khulafaa'u. sedangkan kata Khilafah itu sendiri sebagai lembaga atau institusinya.
Tiga Macam Jenis Khalifah
Menelisik dari bunyi ayat-ayat Alqur'an, Khalifah terbagi ke dalam tiga jenis.Â
Khalifah jenis pertama adalah Khalifatullah. Itu terdapat dalam Alqur'an Surah Albaqarah ayat 30 dan Surah Shad ayat 26. Kata Khalifah di situ bermakna sebagai nabi, contohnya nabi Adam dan nabi Daud disebut sebagai "Khalifah fil ardh". Dan memang umumnya setiap nabi bertugas sebagai Khalifatullah, artinya sebagai wakil Allah di muka bumi ini.
Khalifah jenis kedua adalah Khalifatur Rasul. Itu tercantum dalam Alqur'an surah An-Nur ayat 55. Kata Khalifah di situ bermakna sebagai pengganti seorang Rasul yang telah wafat, sebagaimana fakta sejarah Islam, empat orang Khulafa'ur Rasyidiin menjadi pemimpin pasca kewafatan Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan Khalifah jenis ketiga adalah Khalifatun Naas. Bisa dilihat dalam Alqur'an surah Al-An'am ayat 165, surah Al-A'raf ayat 129 dan di berbagai ayat lainnya. Khalifah jenis ini menunjukkan bahwa setiap manusia disebut juga sebagai khalifah.
Namun, yang banyak orang tidak pahami bahwa khalifah yang dijanjikan Allah SWT akan tegak kembali di akhir zaman itu merujuk kepada Surah An-Nur ayat 55, yakni Khalifatur Rasul. Itulah juga yang diisyaratkan dalam salah satu sabda Nabi Muhammad SAW bahwa akan ada kembali "Khilafatan 'alaa minhaajin nubuwwah", yakni Khilafah yang diawali dengan pola kenabian. (Musnad Ahmad dan Baihaqi dalam Kitab Misykat, halaman 461).
Atas dasar khalifah jenis pertama dan jenis kedua itulah yang melandasi kokohnya pondasi keyakinan Jamaah Ahmadiyah. Umumnya diketahui bahwa Nabi Besar Muhammad SAW 14 abad yang silam dalam berbagai Hadits beliau telah menubuwatkan bahwa sebelum berakhirnya dunia, Allah Ta'ala akan mengutus seseorang dari umat beliau yang terpilih, wujud itu akan menyandang gelar sebagai Al-Mahdi, sekaligus juga Al-Masih Mau'ud (Almasih Yang Dijanjikan).
Al-Mahdi dan Al-Masih Mau'ud Munculnya Dari Sebelah Timur