Mohon tunggu...
Nasrun Aminullah Muchtar
Nasrun Aminullah Muchtar Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Muballigh Jemaat Ahmadiyah Indonesia

"Ketika tiba saatnya nanti Rabb-ku memanggilku, aku ingin dalam keadaan sedang mencintai-Nya yang sedalam-dalamnya"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Setiap Agama Asalnya Memiliki Kebenaran Universal, Sebagai Kendaraan Menuju Tuhan

31 Desember 2020   17:34 Diperbarui: 31 Desember 2020   17:51 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pku.unida.gontor.ac.id

Semua agama-agama besar yang pernah ada di dunia ini sesungguhnya berasal dari Tuhan yang sama. Yaitu Tuhan yang menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isinya, yang menurut keyakinan saya yaitu Allah.

Jika bukan Tuhan yang sama, lalu Tuhan yang mana lagi yang menciptakan itu? Apakah perlu banyak Tuhan untuk menciptakan alam ini? Tentu tidak, karena akan terjadi persaingan jika masing-masing Tuhan merasa punya wewenang sebagai pencipta.

Pasti Tuhan yang Tunggal itulah yang menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isinya, pasti Tuhan itu jugalah yang menciptakan seluruh umat manusia yang berbeda-beda di muka bumi ini.

Pernyataan tersebut terdapat dalam kitab suci Alqur'an, "Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan; dan Kami telah menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling mengenal". (Al-Hujurat:13).

Dengan demikian, sudah pasti bahwa Tuhan itu juga yang menciptakan orang-orang berkulit putih, berkulit hitam, berkulit cokelat, berkulit kuning langsat dan berkulit sawo matang yang tersebar di seluruh belahan dunia. Dan sudah pasti Dia juga lah yg menciptakan orang-orang Budha, Hindu, Yahudi, Nasrani, Majusi, Islam dan berbagai macam kepercayaan lainnya. Tujuannya supaya bisa saling mengenal dan bukan untuk saling bermusuhan.

Hanya saja, di pihak manusialah yang membuat konsep tuhan dengan versinya masing-masing, ada tuhan versi agama Budha, ada tuhan versi agama Hindu, ada tuhan versi agama Yahudi, ada tuhan versi agama Nasrani, ada tuhan versi agama Majusi, ada tuhan versi agama Islam dan ada juga tuhan versi agama-agama dan kepercayaan masyarakat lainnya.

Agama-agama besar yang terlahir ke muka bumi ini, terutama yang disebut dengan agama-agama samawi karena berasal dari Tuhan yang sama, maka tentu semuanya itu memiliki ajaran kebenaran universal ketika pertama kali diturunkan.

Hanya saja syariat (ajaran) agama yang datang pada masa awal itu belum komplit, oleh karena itulah syariat itu disempurnakan secara bertahap melalui agama-agama yang datang kemudian, lalu syariat itu disempurnakan lagi oleh agama Islam yang datang sebagai agama terakhir.

Agama-agama yang ada itu ibarat berbagai macam jenis kendaraan yang disediakan Sang Pencipta untuk dinaiki oleh umat manusia ketika hidup di dunia ini supaya selamat sampai ke tujuan, yakni tujuan utama umat manusia semuanya akan kembali kepada Sang Pencipta dengan mendapatkan najat (keselamatan).

Hanya saja kendaraan itu ada berbagai macam bentuknya, kendaraan terlahir sesuai dengan keadaan dan kebutuhan zamannya. Misalnya dari sejak permulaan diciptakannya manusia untuk sampai ke suatu tujuan hanya bisa dengan berjalan kaki, lalu ditemukan kendaraan yang bisa digunakan dari jenis-jenis hewan seperti kuda, kerbau, unta, gajah dan lain-lain.

Semakin berkembang keadaan zaman maka ditemukan lagi kendaraan jenis motor atau mobil sederhana untuk di daratan dan perahu layar atau kapal besar untuk di lautan.

Lalu zaman semakin modern, koneksi antar benua diperlukan, maka ditemukan lagi kendaraan yang lebih canggih dari pada sebelumnya seperti pesawat, helikopter, roket, kapal selam, kapal pesiar, mobil, kereta api dengan kelajuan super cepat dan lain sebagainya.

Saya mengumpamakan agama-agama itu ibarat kendaraan tidaklah harus sama persis dengan kendaraan transportasi yang biasa kita gunakan, hanya saja dengan perumpamaan itulah yang mudah untuk memberikan pemahaman kepada kita bahwa tujuan utama bukanlah agama itu sendiri, tetapi adalah bagaimana meraih kecintaan Tuhan dan pada akhirnya kita akan kembali kepada-Nya.

Setiap orang bebas untuk memilih mau menggunakan kendaraan jenis apapun untuk sampai ke tempat tujuan. Ia boleh memilih kendaraan yang sesuai dengan keinginannya. Mungkin kendaraan itu ada yang berjalan lambat, kecepatan sedang dan kecepatan sangat laju. Atau bahkan ada juga orang yang tidak mau memakai kendaraan sekalipun tetapi cukup hanya dengan berjalan kaki.

Misalnya, kita dari Medan mau pergi ke Jakarta, maka alternatif kendaraan yang bisa digunakan antara lain pesawat, kapal laut, sampan, mobil angkutan umum, mobil pribadi, sepeda kayuh dan sepeda motor. Mungkin bisa juga dengan naik kuda atau berjalan kaki, tetapi sudah bisa dipastikan akan lama sekali baru sampai ke tempat tujuan, bahkan mungkin belum sampai sudah binasa duluan.

Dan setiap perjalanan kendaraan tidak selamanya lancar karena ada banyak faktor yang menjadi kendala, mungkin ada kendaraan yang sudah tidak sehat karena telah banyak terjadi kerusakan, mungkin juga faktor ada beberapa penumpangnya yang tidak mau taat aturan, suka bergaduh dengan penumpang lain atau umumnya terjadi human error.

Karena manusia terlahir di muka bumi ini sudah ada sejak lama, mungkin sejak ratusan ribu tahun yang silam, bahkan mungkin jutaan tahun yang lalu, sehingga Tuhan tidak mungkin diam saja tanpa membimbing makhluk ciptaan-Nya. Untuk membimbing umat manusia Dia mengutus hamba-hamba pilihan-Nya dari antara umat manusia sesuai dengan keadaan zamannya.

Isyarat inilah yang terdapat di dalam Alqur'an yang berbunyi, "Bagi setiap umat kami kirimkan rasul" (Q.S. Yunus: 47). "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau, dari antara mereka ada sebagian yang Kami ceritakan kepada engkau, dan dari antara mereka ada sebagian yang tidak Kami ceritakan kepada engkau" (Q.S. Al-Mukmin: 78). Kemudian di beberapa sabda Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mengirim tidak kurang dari 124,000 nabi ke dunia ini.

Oleh karena itulah terlahir pendiri-pendiri agama terdahulu yang merupakan utusan Sang Pencipta untuk membimbing umat manusia pada zamannya, sejarah lahirnya agama terdekat yang bisa kita temui sekitar 8,000-10,000 tahun ke belakang, yakni Brahmanisme, menurut beberapa literatur yang memuat pendapat para ilmuwan bahwa Brahma itu sama juga dengan Ibrahim yang termaktub dalam Alqur'an.

Dari antara keturunan Ibrahim telah lahir juga agama turunan seperti Yudaisme, yang berasal dari Yudea dan Israil kuno, kemudian nabi-nabi Bani Israil juga menganut agama Yahudi yang berlandaskan kepada Kitab Taurat.

Kedatangan Yesus juga tidak terlepas dari nubuwatan yang ada di dalam Taurat, walaupun pada masa kini Yesus identik dengan ajaran agama Nasrani.

Semua wujud-wujud yang diagungkan oleh agama-agama tersebut saling berkaitan dengan Abraham atau Ibrahim sebagai bapaknya para nabi, termasuk juga kedatangan Nabi Muhammad yang membawa agama Islam merupakan salah satu bentuk pengabulan doa dari Nabi Ibrahim untuk anak keturunan beliau.

Selain itu, kita juga tidak bisa menafikan wujud-wujud pendiri agama-agama terdahulu merupakan orang-orang pilihan Tuhan, salah satu cirinya adalah ajaran mereka membawa revolusi rohani bagi umat manusia pada zamannya, misalnya di daratan India ada Sri Krisna yang sekarang didewakan oleh kalangan Hinduisme, juga di kalangan pengikut Budha sangat mengagungkan Siddharta Gautama, Kong Hu Cu yang mendirikan agama Konfusianisme yang terlahir di daratan China dan agama tradisional Taoisme yang penganutnya tidaklah sedikit.

Untuk negeri jepang ada penganut ajaran Shintoisme, di daratan tanah Persia kuno kita mengenal Zoroastrianisme atau Majusi yang ajarannya dibawa oleh nabi Zarathustra. Dan masih banyak lagi agama-agama dan kepercayaan di berbagai belahan dunia yang pendirinya dikenal merupakan tokoh spiritual atau memiliki perhubungan khusus dengan Tuhan.

Untuk saat ini saya tidak ingin membahas mana agama yang paling benar dan mana agama yang salah, karena tidak ingin masuk ke dalam fanatisme agama dan SARA. Setiap orang sudah pasti meyakini bahwa ajaran agama yang dianutnyalah yang dianggapnya benar.

Menurut saya semua agama-agama samawi yang terlahir ke dunia ini adalah ajaran yang benar pada mulanya, pendirinya adalah wujud-wujud suci. Terkadang hanya umat yang tersesatlah yang berprilaku tidak sesuai dengan ajaran sucinya.

Orang-orang yang berpikiran sempit lalu membatasi pemahaman bahwa keselamatan hanya bisa di raih melalui agamanya saja, sedangkan penganut agama yang lain akan masuk neraka.

Padahal urusan masuk surga dan neraka itu bukanlah wewenang manusia, tetapi ranah prerogatif Tuhan, terkadang manusialah yang suka turut campur sok merasa paling mengetahui melebihi Tuhan.

Manusia hanya bisa berusaha meraih najat (keselamatan) dengan iman dan amal yang benar, walaupun demikian tetap saja Sang Pencipta yang menentukan, karena Dia Yang Maha Mengetahui siapa yang layak mendapatkan balasannya.

Menurut ajaran Alqur'an bahwa setiap orang yang berbuat kebaikan walaupun hanya sebesar biji sawi maka ia akan mendapatkan balasannya, demikian juga orang yang berbuat keburukan juga akan mendapatkan balasannya, terlepas apapun itu agamanya.

Walaupun Islam mendakwakan sebagai kendaraan yang paling mutakhir dan mendapatkan lisensi serta garansi dari Tuhan, hal ini tidak berarti bahwa semua orang yang naik kendaraan Islam pasti semua pengikutnya akan mendapat jaminan keselamatan, karena jika ada penumpangnya memiliki amal dan prilaku buruk tetap saja tidak akan selamat juga.

Walaupun naik kendaraan agama lain siapapun tidak berhak mengatakan bahwa ia tidak akan selamat, karena walaupun kendaraan itu usianya sudah terlalu lama, pada akhirnya ia akan sampai juga ke tujuan walaupun lambat, selama penumpangnya mematuhi aturan dan berprilaku baik. 

Allah itu memiliki sifat keadilan, setiap kebaikan pasti ada balasannya juga. Semua itu urusannya hanya Dia saja yang menentukan, karena Dia lah yang Maha Mengetahui.

Wallahu a'lam bisshowab. Semoga bermanfaat..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun