Baru saja dilahirkan, Rasulullah saw sudah dibawa oleh Halimah ke perkampungan Bani Sa'd yang terletak di pedalaman Mekkah. Memang sudah menjadi kebiasaan seluruh keluarga besar Arab yang terpandang untuk mengirimkan anak mereka yang baru lahir ke daerah gurun untuk disusui hingga disapih, serta menghabiskan masa kanak-kanaknya di tengah suku Badui.
Beberapa alasannya, menghindari wabah penyakit yang sering menjangkit di kota. Beberapa penulis sejarah memberikan pendapatnya.
Martin Lings, dalam Muhammad: His Being Life Based on the Earliest Sources, gurun pasir berguna untuk jasmani. Udara segar untuk pernafasan, bahasa Arab yang fasih untuk lidah. Secara kejiwaan, menopang berkembangan dan kebebasan. Sedangkan kota, seperti rumah tahanan dan sarang kecurangan.
Mustafa As-Sibai, dalam karyanya Surah Nabawiyah, Â pendidikan anak di padang pasir menjadikan anak kuat, sehat jasmani, fasih lisannya dan berjiwa pemberani. Saat masih kecil, Rasulullah saw sudah lihai menunggang kuda. Seluruh potensinya berkembang dari ketenangan dan ketentraman padang pasir, serta pancaran matahari dan kebersihan udaranya.
Hamka, dalam bukunya Sejarah Umat Islam, kehidupan di dusun dapat menguatkan tubuh anak, memperbaiki lidah agar jangan terkena hawa kota. Menurut orang Arab, pendidikan kota serupa dengan malam yang gelap gulita, menghabiskan harapan akan hari depan anak-anak.
KH Moenawar Chalil, dalam karyanya Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, udara di padang pasir dan suasana yang bebas merdeka membuat tubuh anak segar dan sehat, pikirannya cerdas dengan semangat hidup yang bebas merdeka. Anak pun dapat berbicara bahasa Arab dengan dialek asli, baik dan fasih.
Dari berbagai pendapat ini, fokus pendidikan saat kecil lebih fokus menyiapkan lingkungan untuk menciptakan tubuh anak yang sehat dan kuat, pembentukan jiwa yang bebas merdeka, kecerdasan dan juga bahasa yang baik dan fasih. Yang menjadi pertanyaan adalah cara mendidiknya, mengapa disatukan dengan alam? bukan pelajaran resmi di bangku sekolah?
Saat berumur 3-4 tahun, Rasulullah saw sudah diajak mengembala kambing bersama anaknya Halimah, hingga datangnya Malaikat Jibril untuk membersihkan hatinya.
Dengan beragam tujuan pendidikan Rasulullah saw saat kecil oleh para Sejarawan, maka kita perlu merubah methodelogi dalam mendidik anak-anak kita yang masih kecil agar lebih optimal memberdayakan potensinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H