Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dibungkam oleh Ketakutannya Sendiri

12 Agustus 2018   15:56 Diperbarui: 12 Agustus 2018   16:08 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indahnya Pilpres 2019. Yang menolak Ulama untuk mengelola kekuasaan justru Allah takdirkan Ulama menjadi Cawapres yang mereka pilih.

Mereka yang mengkriminalisasi  dan memenjarakan ulama, ternyata paham kekuatan Ulama. Akhirnya terpaksa Ulama dijadikan Cawapresnya.

Begitu mudah Allah membungkam mereka yang mengkerdilkan Ulama. Akhirnya  mereka terjungkal dengan persepsi, tanpa pasangan dari ulama mereka tidak akan menang.

Siapa yang kecewa Ulama dijadikan Cawapres? Para pendukung utama Jokowi di 2014lah yang pertama kali kecewa. Para Ahokerlah yang pertama kali terpukul.

Jadi pilpres 2019 adalah sebuah kemenangan pemikiran Islam, bahwa kemampuan ulama dengan Ilmu Syariahnya mampu mengelola seluruh lapangan kehidupan. Karena ada kebijaksanaan dan keadilan. Ada kerangka berfikir dan tujuan.

Allah hanya menyelipkan takut kekalahan di Pilpres 2019 saja untuk menghancurkan pemikiran bahwa Ulama hanya berdakwah saja.

Rentetan peristiwa, sejak Orde Baru hingga KH Maruf Amin dijadikan Cawapres. Sebuah rangkaian episode bahwa Allah begitu mudah menghancurkan pemikiran yang kusut. Pemikiran yang kusut itu ternyata dihancurkan oleh para pemujanya sendiri, hanya karena satu perasaan yaitu takut kalah di Pilpres 2019 nanti.  Begitu mudahnya Allah membalikkan keadaan. Masya Allah.

Semua rangkaian kehidupan mengajarkan tetaplah berjuang dalam keistiqamah. Kelak tangan-tangan Allahlah yang memberikan kemenangan. Para pembuat makar kezaliman akan dihancurkan oleh tangan mereka sendiri.

Mengubur dirinya sendiri. Menghancurkan dirinya sendiri dengan pemikiran dan tangannya sendiri itulah takdir para pelaku kezaliman dan kerusakan di muka bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun