Dua hari liburan cukup melelahkan. Jumat mengunjungi klien yang ingin berdiskusi tentang bisnis proses usaha fashion. Dilanjutkan meeting panitia seminar.
Sabtu bertemu klien yang ingin mengembangkan sitem aplikasi grosir dan retail fashion. Juga menghadiri meeting pengurus asosiasi wilayah Jakarta, Banten dan Jabar.
Ahad sebenarnya ada pertemuan dengan investor. Namun karena kelelahan, Badan terasa demam.
Setelah Subuh di Masjid. Saya bersilaturahmi ke sebuah rumah. Disambut cukup baik oleh tuan rumah. Topik pembicaraannya cukup banyak. Dari pergi haji hingga pilkada 2018.
Saat membahas tentang berbagai calon yang ada. Istri tuan rumah dengan nada bersemangat mengatakan. Dia tidak lagi melihat siapa figurnya. Yang dilihat siapa yang mendukungnya.
Dia bercerita tentang berbagai kriteria calon gubernur Jabar. Terakhir dia berkata,"Saya akan mendukung siapapun calonnya yang penting didukung oleh PKS dan Gerindra." Cukup tersentak mendengar ucapannya.
Sepekan yang lalu. Saat berkemah di daerah Bogor. Bertemu dengan seorang ibu di bumi perkemahan. Saat ngobrol panjang lebar. Dia bekata," Saya akan mendukung Syaiku  (Sudrajat-Syaikhu)."
Saya melihat gebrakan Sudradjat-Syaikhu belum terlalu terlihat di lingkungan saya. Yang cukup marak, pasangan yang didukung PDIP. Sedikit ada juga yang pasangan yang dicalonkan Nadem dan Golkar. Namun mengapa pasangan Sudrajat-Syaikhu cukup diminati masyarakat juga.
Padahal pasangan ini tidak ada yang populer seperti pasangan yang lainnya. Sepertinya pilkada Jabar lebih kuat figur partainya daripada calonnya.
Beberapa nama yang cukup dan sangat populer. Namun kiprah partai yang tidak pro pada umat Islam menjadi pertimbangan.Â
Ada kisah sebuah pesantren lebih memilih Sudrajat-Syaikhu, karena referensi langsung dari seorang Habib.