Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menyederhanakan Produksi Bakso Lahar

1 April 2016   13:19 Diperbarui: 1 April 2016   13:30 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Makin unik makan makin sulit pula untuk memproduksinya. Makin seragam maka akan makin simpel pula dalam memproduksinya.

Awalnya bakso lahar hanya menjual satu jenis produk yaitu bakso isi jumbo. Bakso ini dibuat karena permintaan khusus dari pemilik kedai mitra bakso lahar. Model ini ternyata diminati juga oleh beberapa kedai lainnya akhirnya makin banyak saja jumlah produksi yang dibuat.

Pertumbuhan Reseller pun makin menjamur dan kosumen akhir yang menikmati pun makin bertambah ini membuat tim bakso lahar mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Untuk merespon hal ini akhirnya tim bakso lahar mengeluarkan dua jensi produk. Jensi bakso isi jumbo yang khusus untuk kedai. Bakso biasa yang ukuran sedang untuk Reseller dan konsumen akhir.

Cara ini membuat waktu produksi semakin efisien dan efektif. Mengingat pembuatan bakso sedang lebih mudah dan bisa dibuat dengan menggunakan mesin pencetak baso.

Dengan cara ini irama produksi dan  permintaan resller dan konsumen menjadi seimbang, karena permintaan bakso sedang  lebih banyak dari kedai mitra.

Tidak itu saja, bentuk bakso ukuran sedang pun sebenarnya hasil riset pasar yang menunjukan bahwa banyak konsumen yang hanya ingin "icip icip" bakso saja. Untuk itu mereka meminta varian bakso yang tidak membuat kenyang.

Bila ukuran bakso yang dijual jumbo saja maka banyak konsumen yang merasakan kekenyangan. Dengan ukuran sedang maka konsumen masih bisa menikmati dan makan hidangan yang lain.

Dengan memahami kebutuhan segmentasi pasar bakso lahar maka tim bakso lahar pun bisa semakin menyederhanakan proses produksinya.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun