Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Referendum Mesir, Bukti Rakyat Tolak Kudeta

16 Januari 2014   13:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:47 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mesir sudah melakukan referendum untuk menolak atau menerima konstitusi baru buatan pemerintah sementara hasil kudeta. Referendum ini dilakukan pada 14-15 Januari 2014.

Hasilnya sungguh mengejutkan dan Memalukan. Partisipasi rakyat sangatlah rendah, mungkin ini paling rendah di dunia. Partisipasi rakyat Mesir diluar negri hanya 5 %. Sedangkan partisipasi rakyat dalam negri hanya sekitar 9 % saja. Jadi hanya sekitar 5 juta yang ikut referendum dari 53 juta rakyat Mesir. Rendahnya partisipasi rakyat Mesir, menurut pemerintah adalah karena buruknya cuaca.

Dari 9 % yang ikut referendum, ternyata hanya 98 % yang setuju dengan konstitusi baru. Ini artinya hanya 8,8% rakyat Mesir yang menyetujui konstitusi yang baru.

Disamping rendahnya partisipasi, dari 9 % yang mengikuti referendum, ternyata yang datang ke kotak-kota suara mayoritas adalah para usia lanjut. Sangat jarang ditemukan kaum muda yang mau datang ke kota-kotak suara.

Rendahnya partisipasi dan mereka yang usia lanjut saja yang data ke TPS menandakan bahwa pemerintah kudeta sangat kehilangan legitimasi dan dukungan dari rakyatnya. Gampangnya, 92 % rakyat dapat dikatakan tidak mendukung pemerintahan yang ada.

Bila melihat klaim dari pemimpin kudeta, Jendral Asisi, pada saat kudeta dilakukan, bahwa kudeta didukung oleh lebih dari 20 juta rakyat Mesir. Klaim ini bisa jadi sebuah kebohongan publik. Bila klaim itu benar, maka rendahnya partisipasi menandakan buruknya kinerja pemerintah kudeta Mesir yang ternyata lebih buruk dan sangat buruk.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun