BAJU GERE-GERE
Baju gere-gere begitu booming diera akhir 80-an, hingga beberapa tahun setelahnya. Tak terkecuali saya sebagai mahasiswa angkatan 88 di lingkungan untad, juga sangat keranjingan dengan motif tersebut.
Tak tahu persis, siapa yang pertama kali memberikan nama baju itu. Dan kata gere-gere sendiri dari mana? Kalau dalam bahasa bugis, gere itu artinya potong. Sapi digere, misalnya.
Motif gere-gere memiliki garis yang melingkar, tersusun, dan kesannya terpotong atau terpisah-pisah dari atas ke bawah. Analoginya seperti kulit Zebra. Cuma zebra garisnya vertikal, kalau ini horizontal. Adapun garis melingkar pada baju tersebut, pada umumnya lebar-lebar, dan cenderung tabrak warna.
Musim gere-gere tentu sudah lewat. Seperti musim lato-lato yang kini hampir hilang. Permainan lato-lato hanya pengulangan dari trennya pada akhir 70-an. Akankah tren baju gere-gere, juga akan kembali terulang?
Setiap era, tentu memiliki zeitgest atau jiwa zamannya. Sebagai contoh, dulu jiwa zamannya yaitu batu akik. Kini redup, dan digantikan dengan lato-lato (yang kini juga telah redup).
Tidak mustahil ke depan, batu akik akan muncul kembali, bersamaan dengan bangkitnya lato-lato. Dan pasti kelihatan keren, kalau yang memakainya nanti, motifnya adalah gere-gere. Sementara batu akik bertengger di jari kiri dan kanan.
Palu, 22 Agt 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H