Â
Sore hari..
Di depan kampoeng nelayan
Duduk bersama angin sepoi
Hembusannya yang begitu lembut
Membantu menyapu kabut
di pikiranku
Terlihat di bibir pantai
Ombak kecil berkejaran
Berlomba dan bercumbu ketepian
Menumbuk pasir hingga lebur
-----
Terlihat gunung gawalise
Berdiri kokoh
Di puncaknya
Langit seolah bersentuhanÂ
dengan tanah
Sungguh mengagumkan
-----
Di jalur pegunungan
Terbentang bukit-bukit tinggi
Semua berjejerÂ
laksana perut para raksasa
yang sedang tertidur pulas
Sungguh mempesona
-----
Ketika matahari terbenam
Tampak siluet senjaÂ
yang begitu indah
Sang mentari dengan pancaran
kuning-kemerahannya
Seolah mengirimkan salam
Selamat jalan sobat!
Esok aku akan kembali lagi..
-----
Ketika malam tiba
yang terdengar hanyalah
deburan ombak
Gelombangnya yang begitu lembut
Menari bersama semilir angin
Sebuah tarian alam
yang sungguh menakjubkan
Pun di punggung pegunungan
terlihat jalan panjang nan berliku
diterangi lampu berwarna-warni
Rumah-rumah berhiaskan lampu
Semuanya seperti anak tangga
menuju puncak
-----
Oh Teluk Palu..
Setiap hari ingin rasanya
kudatangi dirimu
Aku ingin terbang melayang
bersama burung
Mengitari dirimu
demi melepaskan lelahku.
-----
Oh Teluk Palu...
Ingin kurengkuh
semua keindahanmu
Dan ingin kunikmati
semua sudut ciptaan Tuhan
atas dirimu.
Palu, 16 Juli '23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H