Mohon tunggu...
Nasrullah Mappatang
Nasrullah Mappatang Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Alumni Fakultas Sastra UNHAS dan Pascasarjana UGM - Pegiat Sekolah Sastra (SKOLASTRA) - Mahasiswa Doktoral/ PhD di University of Malaya, Malaysia.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Juara "Politik Stadion" PSM

5 Mei 2023   13:36 Diperbarui: 5 Mei 2023   14:16 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dugaan suporter PSM dan penggemar bola di Sulsel pun benar dan tepat adanya. Kala PSM memastikan juara di Madura, mereka berdua tak ketinggalan berkomentar di media. Tampil di headline pula. 

Jika keduanya punya rasa malu (siri') dan empati - solidaritas (pesse) kepada rakyatnya yang penggemar bola, mestinya ucapan maaf kesatria yang keluar. Bukan "ikut - ikutan menari" di panggung juara di mana keduanya bukan hanya tidak terlibat, tapi membiarkan PSM "terlunta - lunta" mencari stadion hingga disebut sebagai "klub nomaden". Kasian sekali. 

Tapi, begitu PSM juara, Masya Allah. Bahkan satu dari keduanya dengan percaya diri berlebihan dan terkesan tidak punya malu berkomentar, bahwa dirinya "lebih duluan (cinta) PSM daripada haters-nya". Mungkin pernyataan itu "benar" (menurutnya), tapi "tidak tepat". Justru terlihat memalukan. Momennya tidak tepat, ketika jutaan penggemar PSM sedang menyorot dirinya bersama secara sentimentil. 

Betapa tidak, di musim 2022/2023 ini, PSM harus bertanding di Pare-pare, dah latihan di Gowa. PSM seperti "terusir" dari Makassar. 

"Ini soal perasaan yang terluka, Andalan, Danny!!! bukan soal kepentingan politik kalian berdua".

Begitu kira - kira batin pecinta bola Sulsel dan penggemar PSM Makassar di seluruh penjuru dunia. "Marah sekali". Geram. 

***

Minggu, 16 April 2023 nanti, PSM akan mengangkat trofi juara Liga 1 Indonesia di Pare - pare. Tentu ini adalah pengobat luka rasa para suporter dan pecinta PSM Makassar dan insan bola Sulsel di manapun berada. Puasa gelar juara Liga tertinggi tanah air selama 23 (dua puluh tiga) tahun akhirnya akan berbuka di Pare - pare nanti. 

Jika ingin berwibawa dan tak kehilangan muka, Gubernur dan Walikota yang tentu malu jika hadir, lebih baik memberi ucapan selamat secara tulus saja tanpa "sok - sok" ikut bangga dan sebagainya. Itu sudah cukup. 

Lebih terhormat lagi, jika Gubernur dan Walikota mempersembahkan hadiah stadion dan tempat latihan yang layak dan memadai. Bukan hanya untuk PSM, tapi untuk rakyatnya sendiri. Rakyat Sulsel dan Makassar, para pecinta bola, dan penikmat olahraga yang memang wajib diberikan fasilitas memadai oleh pemerintah. 

Jika pun tidak bisa, selemah - lemahnya iman, Gubernur Sulawesi Selatan dan Walikota Makassar, lebih baik "diam saja" dan "ikhlas" dikritik bahkan "dihujat" oleh rakyatnya sendiri. Itu sebagai luapan rasa kecewa terhadap kepemimpinan keduanya dalam hal penyediaan fasilitas olahraga, khususnya stadion dan tempat latihan bagi klub kebanggaan rakyat Sulsel ini. Dimana, percaya atau tidak, "PSM adalah Jiwa" bagi para pecintanya. 

"Terimalah". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun