Latar Belakang
     Setiap warga negara mendapatkan hak dan kewajiban untuk berperan untuk mempertahankan negara, sesuai dengan ketentuan yang ada di UUD 1945. Hal ini berarti bahwa setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, profesi, jabatan, usia, status sosial, atau latar belakang apapun, berhak dan wajib menjadi bagian dari bela negara. Oleh karena itu, bela negara bukanlah tugas atau tanggung jawab suatu kelompok profesi, pekerjaan, golongan, ras, atau etnis tertentu. Konsep bela negara memiliki cakupan yang sangat luas dan mencakup semua lapisan masyarakat.
    Bela negara adalah kewajiban yang tertuang dalam konstitusi bagi setiap individu untuk aktif berperan dalam menjaga dan melindungi negara, baik dengan cara fisik maupun non-fisik, seperti dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, maupun politik. Selain itu, bela negara juga berhubungan dengan semangat nasionalisme dan cinta kepada tanah air, yang mendorong setiap orang untuk berkomitmen demi keberlangsungan bangsa.
     Bela negara merupakan tindakan yang dilaksanakan oleh warga negara yang memiliki rasa cinta kepada tanah air, kesadaran akan perannya sebagai rakyat dari bangsa dan negara, serta kepercayaan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara. Hal ini juga mencakup kesiapan untuk berkorban untuk melawan berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG), yang ada dari dalam negeri ataupun dari luar negeri, yang dapat mengancam hidup bangsa, integritas wilayah, kedaulatan negara, nilai Pancasila, dan UUD 1945.
    Peran bela negara sangat penting untuk menjaga dan melestarikan kedaulatan dan keutuhan Indonesia, terutama di tengah tantangan yang semakin kompleks. Bela negara mencakup kesiapan fisik dan peran aktif warga negara dalam menjaga nilai-nilai dasar negara seperti Pancasila, UUD 1945, serta persatuan bangsa. Nilai bela negara relevan dengan ancaman militer, ideologi yang bertentangan, dan isu sosial serta ekonomi yang dihadapi Indonesia saat ini. :
- Ancaman Sosial dan Politis: Polarisasi dan Intoleransi
- Ancaman Terorisme dan Radikalisasi
- Ancaman Terhadap Lingkungan dan Bencana Alam
- Ancaman Ekonomi dan Ketahanan Pangan
- Ancaman Terhadap Lingkungan dan Bencana Alam
      Cinta tanah air adalah dasar yang sangat penting dalam bela negara, yang menggambarkan hubungan emosional dan rasa tanggung jawab warga negara terhadap negara dan tempat kelahirannya. Dalam konteks bela negara, cinta tanah air bukan hanya sekadar perasaan kasih sayang atau kebanggaan terhadap negara, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan konkret yang mendukung kemajuan dan kelangsungan hidup bangsa. Perasaan cinta ini mendorong setiap individu untuk aktif berperan dalam menjaga dan mempertahankan keutuhan negara, baik dalam menghadapi ancaman yang ada dari luar maupun tantangan yang ada di dalam negeri. Upaya bela negara yang berakar pada Rasa cinta terhadap tanah air dapat diterapkan dalam berbagai macam aktivitas, baik yang bersifat nyata  maupun tidak nyata . Kegiatan nyata atau fisik mencakup kesiapan untuk melindungi negara dari ancaman militer atau serangan eksternal, sementara kegiatan tidak nyata atau non-fisik meliputi kontribusi dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, maupun politik. Sebagai contoh, warga negara yang mencintai tanah air akan terlibat aktif dalam menangkal radikalisasi ideologi, menjaga keberagaman, berkontribusi pada pembangunan nasional, dan memajukan perekonomian negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
    Nilai-nilai yang terkandung dalam bela negara antara lain:
a. Melindungi tanah air serta seluruh wilayah Indonesia
b. Memelihara semangat kebangsaan dan jati diri sebagai rakyat Indonesia
c. Menumbuhkan semangat patriotisme terhadap bangsa maupun negara
d. Menjaga martabat bangsa maupun negara
e. Berkontribusi untuk kemajuan bangsa maupun negara
    Cinta tanah air adalah perasaan peduli dan hormat terhadap tanah air, penghargaan, dan rasa memiliki  kepada negara serta tanah kelahiran, yang mencakup komitmen untuk memajukan bangsa. Dalam konteks manajemen, penerapan cinta tanah air dapat diwujudkan dalam berbagai bidang, seperti pengelolaan bisnis, pengembangan sumber daya manusia, dan pengambilan keputusan yang mendukung keberlanjutan serta kemajuan negara.
Implementasi konkret dalam bidang manajemen yang terkait dengan cinta tanah air:
1. Pemberdayaan Masyarakat Lokal melalui Kebijakan Sumber Daya Manusia
- Menerapkan kebijakan yang mendukung pemberdayaan masyarakat setempat, seperti mempekerjakan tenaga kerja lokal dan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka.
- Melibatkan karyawan dalam aktivitas sosial yang berkontribusi pada perkembangan negara, seperti program pendidikan atau bantuan untuk wilayah yang membutuhkan.
Mengimplementasikan prinsip etika bisnis yang mencerminkan tanggung jawab terhadap kemajuan sosial dan ekonomi Indonesia.
Dampak yang Diharapkan:
Peningkatan keterampilan dan kapasitas kerja masyarakat lokal yang pada akhirnya  Dapat memberikan peran penting dalam meningkatkan perekonomian di tingkat daerah maupun nasional.
- Penurunan tingkat pengangguran di daerah setempat serta peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar perusahaan.
2. Keterlibatan dalam Program Sosial dan Pemberdayaan Komunitas
- Perusahaan dapat melibatkan karyawan dalam kegiatan sosial yang bertujuan untuk memajukan bangsa, seperti mendukung program pendidikan, pelatihan, atau memberikan bantuan kepada daerah-daerah yang membutuhkan.
- Kegiatan ini bisa melibatkan kerja sama dengan sekolah, universitas, atau lembaga sosial untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
Dampak yang Diharapkan:
- Meningkatkan kesadaran sosial dan rasa kebangsaan di kalangan karyawan, yang akan memperkuat komitmen mereka terhadap perusahaan dan negara.
- Memberikan kontribusi yang nyata dalam mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi di daerah-daerah yang kurang berkembang.
Penutup
Kesimpulan
     Penerapan nilai bela negara dalam manajemen sangat krusial dalam membangun tanggung jawab sosial dan pemberdayaan sumber daya manusia untuk kemajuan bangsa. Dengan menekankan prinsip-prinsip cinta tanah air, perusahaan dapat berkontribusi aktif dalam memperkuat ekonomi lokal dan nasional melalui pemberdayaan masyarakat setempat, peningkatan keterampilan tenaga kerja, serta pengurangan tingkat pengangguran di wilayah sekitar perusahaan. Partisipasi karyawan dalam kegiatan sosial dan pemberdayaan komunitas juga dapat meningkatkan rasa kebangsaan dan mempererat hubungan antara perusahaan dan masyarakat, yang mendukung pencapaian tujuan bersama untuk kemajuan bangsa.
    Melalui kebijakan yang mendukung pemberdayaan masyarakat lokal dan penerapan etika bisnis yang bertanggung jawab, perusahaan tidak hanya berperan dalam memajukan ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan kesenjangan sosial dan ekonomi, yang pada akhirnya mendukung terciptanya kesejahteraan yang lebih merata di Indonesia. Oleh karena itu, penerapan nilai bela negara dalam manajemen menjadi kunci untuk menciptakan keseimbangan antara kemajuan bisnis dan dampak positif bagi masyarakat serta negara.
Referensi
"Freeman, R. E. (1984). Strategic Management: A Stakeholder Approach. Pitman Publishing Inc".
"Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). Pearson Education."
"Pengembangan masyarakat lokal melalui kebijakan sumber daya manusia ini selaras dengan teori Corporate Social Responsibility (CSR)."
""Indonesia and Counterterrorism: A Critical Perspective" buku oleh Sidney Jones"
"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H