Adapun jargon JAIM VII adalah senang, inspiratif, agamis dan peduli (SIAP). Melalui jargon ini, setidaknya ingin ditegaskan bahwa kegiatan yang dilakukan dalam suasana keceriaan, mampu menjadi inspirasi bagi peserta dengan tetap menjalanan perintah agama, peduli terhadap sesama dan lingkungan. Semua dikemas dalam bentuk kegiatan yang terdiri dari kegiatan kepramukaan, sains, outbond, permainan tradisional, festival kuliner Nusantara, kerohanian dan kegiatan lain untuk pembimbing.
Upacara pembukaan JAIM VII berjalan cukup khidmat dan meriah. Semua peserta berseragam pramuka dihiasi berbagai jenis dan warna ornamen kultural khas wilayah Timur Indonesia. Walau sinar mentari pada pagi itu cukup panas, mereka tetap semangat dan sangat antusias mengikuti acara yang baru kali pertama mereka ikuti itu.
Bertindak selaku Pembina Upacara adalah Kak M. Firdaus. Menyaksikan langsung suasana saat itu, Atdikbud KBRI Kuala Lumpur itu merasa sangat bangga kepada semua peserta, panitia dan pembimbing atas pelaksanaan kegiatan JAIM. Disampaikannya juga soal tiga hal penting berkaitan dengan kegiataan kepramukaan di Malaysia. Yakni soal etika lingkungan dan tanggungjawab pramuka terhadap perubahan iklim (climate change) secara global, soal nilai kebersamaan dan gotong royong, serta soal nilai-nilai kebersamaan.
“Tema JAIM kali ini sangat menarik dan sesuai dengan kondisi yang ada. Sebagai anak Indonesia yang ada di Sabah khususnya dan Malaysia pada umumnya, mari kita bersama saling membahu dan bekerja sama untuk mencintai Indonesia. Dan karena kita tinggal di Malaysia, sudah selayaknya kita juga menghormati dan menjalin hubungan yang baik dengan warga Malaysia,” tegasnya dalam sambutan peresmian
Sebagai bentuk apresiasi dan pembangkit semangat, Kak Firdaus juga memberikan kabar bahagia: akan memberikan “jalur khusus” berupa beasiswa afirmasi pendidikan menengah (adem) bagi peserta terbaik JAIM VII jika nanti mereka lulus dari CLC SMP di Sabah. “Mohon dicatat, siapa saja yang menjadi peserta terbaik dari kegiatan ini, akan diberikan beasiswa untuk dia melanjutkan sekolah di jenjang SMA/SMK di Indonesia nanti,” katanya yang kontan disambut tepukan tangan dari peserta.
Kakak-kakak Panitia JAIM VII memang sudah merencanakan dan mempersiapkan program tersebut dengan rapi dan matang. Mereka bahkan sudah “berkampung” di sana sejak dua-tingga minggu sebelum hari H, secara bergantian, siang-malam. Tidak heran jika wajah Gilwell Scouts Nature Park Sandakan selama lima hari itu benar-benar menjadi bernuansa Indonesia Timur. Dan selama itu pula, seluruh peserta JAIM VII bisa mengikuti berbagai rangkaian kegiatan dengan perasaan riang gembira.
Salah satunya dialami oleh Fitriyanti, salah seorang peserta dari CLC Lumadan Beaufort. Remaja keturunan Makasar itu sangat gembira bisa mengikuti JAIM VII. Baginya, inilah pengalaman pertamanya ikut perkemahan pramuka yang sarat dengan aktivitas positif, apalagi diselenggarakan di tempat yang jauh dari rumahnya di ladang.
“Asyik banget, Kakak, dapat ikut JAIM VII. Saya jadi dapat banyak pengalaman baru, juga kawan baru yang juga sesama pelajar CLC di Sabah. Pokoknya rugi, deh, kalau tidak ikut. Semoga di tahun depan ada lagi JAIM VIII dan saya sangat ingin ikut di dalamnya,” katanya sumringah.
JAIM VII memang baru saja berlalu. Tapi ia meninggalkan kenangan manis bagi seluruh pesertanya. Juga menimbulkan semangat lebih tinggi untuk merajut dan memperkokoh persaudaraan bagi semua pelajar CLC di Sabah khususnya, juga di Malaysia pada umumnya.