Mohon tunggu...
Nasrul
Nasrul Mohon Tunggu... Guru - nasrul2025@gmail.com

Pengajar sains namun senang menulis tentang dunia pendidikan, bola dan politik, hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Akibat SD Tidak Boleh Tinggal Kelas Lagi

25 Januari 2023   06:43 Diperbarui: 25 Januari 2023   07:01 6511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun ini sekolah dasar sudah ada peraturan bahwa anak didik tidak boleh tinggal kelas. Karena yang membuat anak didik pintar atau tidak itu urusan guru di sekolah. Akibat aturan ini banyak anak didik tamat SD tidak bisa membaca dan tidak bisa berhitung dengan baik.

Efeknya saat anak didik tersebut lanjut ke jenjang SMP maka akan membuat guru di SMP kocar-kacir karena harus mengajari materi SD kembali, sebab percuma lanjut berhitung yang mudah saja seperti perkalian tidak tahu.

Hal ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah karena jika berlanjut akan membuat dunia pendidikan di Indonesia semakin mundur. Karena anak tamat SD tidak bisa membaca dan berhitung.

Memang alasan tidak ada tinggal kelas untuk menjaga psikologi anak -anak supaya tidak merasa rendah diri namun sudut pandang orang tua anak didik berbeda, di mata mereka semua tanggung jawab pendidikan anak mereka urusan guru di sekolah, sehingga mengakibatkan guru di sekolah kewalahan dalam mengajari anak -anak sebab dalam satu kelas ada anak didik 30 orang dan guru SD di kampung -kampung kebanyakan guru honorer yang gaji mereka tidak jelas.

Karena ada anak didik belum bisa berhitung maka solusinya guru terpaksa mengajarkan hal -hal yang seharusnya sudah diajarkan di sekolah SD. Akibatnya materi belajar di kelas satu SMP menjadi tertunda dan tentunya tidak semua materi akan mencapai target.

Solusinya pemerintah mau mengubah aturan tidak boleh tinggal kelas karena jika aturan tersebut berubah maka anak didik akan merasa takut dan mereka akan belajar habis - habisan saat mereka tertinggal oleh temannya. Sebab sekarang semangat anak didik lemah sekali dan tidak ada militansi untuk belajar sungguh -sungguh, sehingga tidak heran Indonesia semakin tertinggal di dunia pendidikan.

Contoh dunia pendidikan yang sangat maju adalah negara India yang mana anak didik mereka sekarang berhasil menguasai beberapa perusahaan hebat dunia seperti, Apple, Microsoft, dan Tesla yang mana teknisi dan direktur di jabat oleh lulusan dari India.

Hal ini tidak mengherankan karena anak didik di tuntut harus belajar keras supaya bisa bersaing dengan dunia luar. Dan bagi orang India tidak ada nilai kasihan yang menyebabkan anak didik menjadi malas dan merasa sudah dibantu oleh guru mereka.

Dengan persaingan pendidikan yang semakin maju maka India sekarang sudah bisa memproduksi mobil sendiri, sepeda motor sendiri dan juga mesin pertanian sendiri. Sehingga negara India semakin mandiri tidak terlalu bergantung sama negara luar.

Walaupun terkesan negara India kumuh perlu diketahui bahwa India sudah mempunyai senjata nuklir yang mana itu menandakan bahwa India sudah sangat maju, sehingga sanggup membuat tetangga mereka China was - was dengan India.

Dan dengan adanya teknologi senjata nuklir ini menyatakan bahwa India sanggup memproduksi talenta atau teknisi hasil dari pendidikan yang di anut mereka sendiri.

Hal ini menjadi contoh untuk Indonesia supaya bisa membuat sistem pendidikan yang tidak condong dengan negara barat sebab mental orang barat dan orang Indonesia itu sangat berbeda. Orang Indonesia walaupun tinggal kelas tidak membuat mereka rendah diri malah membuat mereka semakin berani dan percaya diri.

Pendidikan negara India bisa dijadikan contoh bahwa pendidikan itu tidak harus mencontoh negara luar. Sebab mental dan psikologis anak barat dan Asia berbeda sebab Asia terlahir dari negara pemberani bukan sebagai pengecut. Oleh karena itu, sudah saatnya Indonesia berubah dan tidak hanya fokus sama program yang tidak jelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun