Tingginya harga dunia membuat pertamina sebagai penjual minyak akibat dari perang Rusia dan Ukraina sehingga menggangu rantai pasokan minyak dunia. Oleh karena itu Bahan bakar Minyak (BBM) Â juga berefek bagi Indonesia yang masih mengimpor minyak dari luar negeri untuk memenuhi pasokan domestik.
Dengan naiknya minyak Dunia dan terganggu pasokan dari produsen sehingga menyebabkan Indonesia menyesuaikan harga minyak nonsubsidi. dalam negeri dengan harga pasar Dunia. Hal ini telah mendapatkan persetujuan DPR dalam rapat koordinasi dengan lembaga tersebut. dan pihak DPR setuju dengan tujuan supaya keuangan pertamina sehat.
Dan harga pertalite tetap di subsidi oleh pemerintah dengan menggunakan dana APBN. Masalahnya timbul adalah ditakutkan minyak jenis pertalite akan langka atau hilang di pasaran mengingat pertamax naiknya tinggi sekali dari Rp 9000 perliter menjadi Rp 125000 perliter. Hal ini akan membuat masyarakat umum menyerbu pertalite sehingga pertalite nantinya akan langka seperti kasus minyak  premium yang hilang secara senyap -- senyap.
Oleh karena itu, pertamina sebagai satu -- satu  penjual minyak harus memikirkan bagaimana cara supaya minyak jenis pertalite tidak langka dan terus ada di SPBU. Sebab Pertamax sudah naik maka yang akan ditakutkan masyarakat menengah atas adalah menyerbu minyak yang murah.Â
Jadi, tidak heran yang mempunyai pribadi akan tergiur dengan murahnya pertalite. Sehingga mengakibatkan rakyat kecil yang menggantungkan kehidupannya dengan jasa transportasi seperti becak, labi --labi (angkutan penumpang orang Aceh Barat) akan sulit mendapatkan jatah sebab akan bersaing dengan pengguna ojek pengantar barang dan juga masyarakat yang memakai sepeda motor lainnya.
Dampak dari naiknya pertamax dan tentu dibatasinya penjualan pertalite oleh pihak SPBU, mengakibatkan penjual eceran kecil --kecilan tidak bisa membeli lagi minyak pertalite pakai jerigen. Padahal, sebelumnya ada solusi membeli pertamax yang masih harga Rp 9.000 namun sekarang tidak mungkin lagi membeli pertamax karena harganya sudah naik Rp 3.500 menjadi Rp 12.500. Sebab mau takarnya cukup sulit belum tau bagaimana caranya lagi. Oleh karena itu, sangat disayangkan pemerintah dan DPR setuju minyak pertamax naik. Padahal pemerintah atau BUMN  yaitu pihak pertamina dapat  mencari solusi lain yang meringakan bebab masyarakat mengingat masyarakat baru saja mau bangkit dari pandemi covid -19.
Solusinya dengan cara membeli minyak Rusia yang sedang diskon 20 Â persen sebab Rusia sebagai salah satu produsen minyak dunia sedang di sanksi oleh Amerika Serikat dan sekutunya sehingga minyak melimpah di Negara tersebut. Oleh karena itu, menaikkan pertamax terlalu cepat maka akan menyebabkan masyarakat kembali sengsara padahal Indonesia sedang pulih dari pandemic covid -19.
Akibat pertamax naik maka  penjual eceran minyak tidak bisa menjual lagi minyak  di pinggir jala yang menyebabkan membuat susah pengendara yang kehabisan minyak saat sedang berkendara di jalan. dan itu sangat menyusahkan, sebab jarak antara satu stasiun dengan stasiuan pengisian sangat jauh. Oleh seba itu, pihak pertamina bisa membuat semacam surat pengantar kepada penjual eceran supaya bisa membeli pakai jerigen di SPBU setempat.
Dengan pertamax mahal maka sudah pasti angkutan travel selalu menggunakan pertalite sebab hanya dengan menggunakan pertalite maka untungnya besar dan jika menggunakan pertamax untungnya sedikit. Akibatnya pertalite akan sering habis di SPBU dikarenakan semua jenis angkutan dan masyarakat umum akan mengisi bahan bakar kendaraan mereka dengan minyak pertalite yang mengakibatkan di SPBU hanya tersedia pertamax sebab pertalite sudah habis.
Semoga dalam bulan April dan seterusnya pertamina mampu membeli minyak diskon dari Rusia dan bahan bakar minyak di Indonesia kembali murah. Sebab  sudah tugas pertamina dan pemerintah untuk bisa membuat rakyatnya hidup senang dan mampu membeli minyak untuk bekerja.
Tulisan ini di dedikasikan kepada ibuku yang bingung bagaimana cara menjual pertamax eceran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H