Mohon tunggu...
Nasrul
Nasrul Mohon Tunggu... Guru - nasrul2025@gmail.com

Pengajar sains namun senang menulis tentang dunia pendidikan, bola dan politik, hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perang Aceh: Kisah Singkat Perang Cut Ali Akibat Dijewer Belanda

28 Maret 2022   23:38 Diperbarui: 28 Maret 2022   23:57 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada perang Aceh tahun 1914 Belanda yang sudah mulai masuk ke Aceh mulai membangun pelabuhan untuk berlabuh kapal mereka dan Belanda juga membangun jembatan serta jalan untuk memudahkan transportasi. Pada suatu hari di Lam No Belanda sambil membangun jembatan juga mengumumkan kepada penduduk Aceh untuk menanam pohon kelapa dan pohon pisang, dan bagi yang melanggar akan mendapatkan hukuman.

Beberapa hari kemudian sejak diumumkan oleh Belanda. Belanda kembali dengan tujuan memeriksa pembangunan sebuah pelabuhan di Lhok Kruet namun Belanda juga bertanya siapa saja yang belum menanam pohon kelapa dan pohon pisang, semua penduduk setempat mengangkat tangan yang menandakan mereka sudah mematuhi Belanda da nada satu orang yang tidak mematuhi Belanda alias tidak mau menanam pohon kelapa dan pohon pisang yaitu Cut Ali.

Akhirnya Letnan Belanda menjewer telinga Cut Ali yang merupakan juga seorang pemborong. Letnan Belanda menjewer Cut Ali di depan masyarakat Aceh yang membuat harga diri Cut Ali jatuh.

Akibat dari hukuman Letnan Belanda dan kawannya, akhirnya Cut Ali marah dan ingin balas dendam sehingga Cut Ali berkirim surat kepada temannya yang bernama Nyak Hasyem Biang yang ada di Lhong perihal kejadian yang baru dia rasakan dari Belanda.

Di Lam No Cut Ali bertemu juga dengan sahabatnya yang bernama syeh Mahmud. Cut Ali mengajak temannya itu untuk membunuh dua orang Belanda yang akan pergi ke Lam No. singkat cerita saat dua orang Belanda ke Lam no Langsung dibunuh oleh Cut Ali dan Syeh Mahmud Temannya.

Mereka berdua berhasil mengambil dua pucuk senjata dari Belanda tersebut. Atas kejadian itu Belanda marah Besar lalu mengirim pasukan yang banyak untuk membunuh Cut Ali dan Temannya di Lam No.

Cut Ali dan Temannya pergi pulang ke Teumeloh dan mereka berhasil mengajak anak -- anak muda untuk berperang melawan Belanda. Di Lam No pasukan Cut Ali berhasil membuat jebakan sarang lebah untuk Belanda. Yang mengakibatk pasukan Belanda mati sia -- sia.

Di Titi Mango Cut Ali menantang Belanda untuk datang, Cut Ali yang sudah siap dengan pasukannya siap menyembut Belanda. Akhirnya pertempuran pun terjadi antara Belanda dan pasukan kecil Cut Ali

Korban yang mati dipihak Belanda sekitar 20 orang sedangkan pasukan Cut Ali hanya satu yang meninggal bernama Teungku Nyak Musa. Setelah peperangan tersebut Cut Ali kembali mengirim surat ke Belanda, kali ini Cut Ali berada di Kandang di pemakaman wali. Karena Belanda kembali mendapat pasukan dari Kuta Raja akhirnya berperang di siang hari yang membuat tujuh orang pasukan Cut Ali Kewalahan.

Pasukan Cut Ali ini mempunyai ilmu kebal   yang tidak tembus peluru Belanda, sehingga mereka tetap hidup walaupun Belanda terus menerus menembak mereka. Karena pasukan Belanda semakin banyak dan pasukan Cut Ali yang hanya tujuh orang mengakibatka pertempurang yang tidak seimbang.

Karena banyak gempuran dari Belanda akhirnya pasukan Cut Ali satu per satu melepas penangkal ilmu kebalnya sebab tidak sanggup menahan lagi kuatnya peluru Belanda. Oleh karena itu, mereka satu per satu mati Syahid beserta juga dengan Cut Ali.

Dalam pertempuran terakhir tersebut tentara Belanda yang mati 52 orang dan dikuburkan di pemakaman Belanda di Setui dan pasukan Cut Ali di kuburkan di Lam No.

Hanya gara -- gara seorang Cut Ali di jewer Belanda karena tidak mau patuh sama Belanda akibatnya Belanda harus menanggung banyak kerugian dari peperangan melawan Cut Ali dan pasukannya. Dari kehabisan peluru dan juga kehilangan komandan tempur Belanda yang berperang dengan Cut Ali.

Di kutip dari Hikayat Prang Cut Ali (1982)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun