Mohon tunggu...
Nasrul
Nasrul Mohon Tunggu... Guru - nasrul2025@gmail.com

Pengajar sains namun senang menulis tentang dunia pendidikan, bola dan politik, hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pengalaman Pribadi: Akibat Kurang Literasi, Salah Memilih Jurusan Kuliah

17 Maret 2022   15:23 Diperbarui: 18 Maret 2022   04:09 1885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung FMIPA Universitas Syiah Kuala | Dok. unsyiah.ac.id

Tahun 2011 merupakan tahun saya lulus dari sekolah menengah atas. 

Pada saat itu, saya merupakan salah satu siswa yang tidak mengetahui mau lanjut kuliah atau tidak. Namun, dari lubuk hati yang paling dalam ingin masuk kuliah tapi yang tidak bayar alias gratis.

Sekitar bulan Desember tahun 2010, ibu guru bagian kesiswaan memanggil kami yang kelas tiga untuk menghadap ke kantor. 

Dan di situ ibu guru memberitahu bahwa sekolah kami ada undangan masuk kuliah. 

Oleh karena itu, siswa yang terpilih adalah siswa yang mendapat rangking 1 sampai dengan rangking 15 saja yang akan di usulkan. Sehingga saya yakin sudah pasti masuk dalam 15 besar rangking di kelas. Sebab saya dari kelas 2 dan semester 1 kelas 3 SMA selalu mendapat rangking satu, ternyata nlai yang di ambil adalah nilai tiga semester yaitu semester 1 dan 2 kelas 2 SMA dan semester 1 saat kelas 3.

Alhamdulillah karena saya rangking satu, guru saya ini sangat berharap saya wajib memilih salah satu kampus yang ada di Aceh dan luar Aceh. Sebab begitu aturannya. Karena di kampung saya di Meulaboh saat itu belum ada kampus negeri, maka saya mau tidak mau memilih kampus yang ada di ibu kota provinsi yaitu Banda Aceh dan luar provinsi Aceh.

Kata ibu guru, saya harus memberitahu kepada orangtua dan kalau bisa suruh orangtua ke sekolah supaya akan dijelaskan oleh pihak sekolah kepada orangtua siswa sedetil mungkin. 

Saya yang sangat semangat segera memberitahu kepada orangtua, tapi saya hanya berani kepada ibu saya saja. Saya kasih tahu kepada ibu kalau saya mau kuliah tapi kuliahnya di luar kota Meulaboh.

Ibu saya bilang boleh dan bertanya bagaimana cara daftarnya. Saya jelaskanlah sebagaimana ibu guru jelaskan kepada saya. 

Akhirnya ibu saya memberi pandangan bahwa saya boleh kuliah dan pilih jurusan pendidikan. Saya pun meyakinkan ibu yang mana saya selalu bilang kalau saya siap banting tulang cari uang jika kuliah tidak gratis. Bahasa sederhananya ibu tidak usah khawatir masalah saya di rantau orang nanti.

Sebenarnya saya pernah bilang mau kuliah di kedokteran. Namun, ibu saya segera menyela bahwa kuliah di kedokteran mahal sekali sedangkan keluarga kita hanya orang hidup sederhana. Saya pun mengerti. Kenapa saya tidak diskusi dengan ayah?

Karena Ayah sangat berharap kepada saya untuk menjadi seorang sarjana bisnis, kata ayah supaya saya cepat kaya seperti saudaranya yang menjadi kaya sebab menjadi dosen di jurusan ekonomi.

Gedung FMIPA Universitas Syiah Kuala | Dok. unsyiah.ac.id
Gedung FMIPA Universitas Syiah Kuala | Dok. unsyiah.ac.id

Setelah mendapat izin dari orangtua, saya langsung melapor sama ibu guru bagian kesiswaan di sekolah bahwa saya diizinkan mendaftar untuk masuk perguruan tinggi negeri. 

Akhirnya pihak operator sekolah segera meminta kepada saya untuk segera memberikan sertifikat. Karena memang saya siswa yang aktif terutama di bela diri karate. Sertifikat saya termasuk sertifikat yang banyak untuk level anak SMA saat itu.

Karena kurang literasi sehingga saya salah memilih jurusan. Seharusnya saya memilih pendidikan fisika di Fakultas Keguruan dan Pendidikan, tapi saya malah memilih jurusan fisika yang terletak di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Saya salah pilih karena saya tidak mengetahui jika jurusan yang namanya fisika itu ada dua yaitu di keguruan dan di sains. 

Setelah salah memilih, jurusan saya segera menemui alumni FMIPA yang kebetulan guru matematika saya. 

Dari beliau, baru saya merinding sebab beliau menjelaskan dengan sangat detil keadaan kuliah di FMIPA sangat sulit  dan tugas dari dosen sangat banyak. Saya yang hanya seorang siswa SMA yang masih polos hanya pasrah dan lemas.

Dengan banyak pertimbangan di dalam pikiran, akhirnya saya bertemu dengan ibu guru bagian kesiswaan. 

Dari beliau, ia selalu memotivasi saya untuk kuliah, yang intinya kamu harus kuliah di kampus yang kamu lulus karena kamu yang pertama lulus di jalur undangan selama ini. Karena sebelumnya sekolah kita dapat penalti yang mana siswanya lulus tapi tidak mau masuk kampus yang didaftar.

Karena mendapat motivasi dari guru bagian kesiswaan, akhirnya saya semangat kuliah. Saya pun masuk kuliah di jurusan fisika FMIPA Universitas Syiah Kuala yang terletak di Banda Aceh, KArena memang di kampus tersebut saya lulus.

Tahun pertama kuliah, saya langsung kocar-kacir karena materi yang diberikan dosen sangat tinggi, dan tidak ada di sekolah, malah belum pernah di pelajari. Oleh karena itu, saya bilang sama ketua jurusan fisika, saya ingin pindah jurusan saja. 

Ketua jurusan fisika bilang agar jangan pindah sebab nanti akan merasa nyaman dengan sendirinya di jurusan fisika. 

"Saya tetap ingin pindah, Pak." Saya bilang.

Dengan nada tinggi beliau marah, dan bilang, "Kalau begitu pindah semua saja kalian."

Akhirnya saya nurut saja. Dan merasa tidak enak juga bertekat dengan ketua jurusan.

Sebenarnya yang ingin pindah bukan saya saja, akan tetapi teman saya yang setengah dari angkatan ingin pindah. Namun, mereka tidak berani bicara sehingga saya ditunjuk sebagai juru bicara. Kata mereka saya yang paling berani bicara.

Dari angkatan saya hanya satu orang keluar kuliah karena teman saya itu lulus kerja di PLN. 

Hari terus berlalu, akhirnya saya lulus tepat waktu pada tahun 2015. Saran buat yang ingin memilih jurusan kuliah, pertama wajib mencari literasi tentang informasi seutuhnya tentang jurusan yang akan dipilih sehingga nanti saat kuliah akan senang sebab sesuai dengan keinginan. 

Kedua, jika bisa, dapat bertanya langsung sama humas kampus dan jika perlu bertanya langsung sama pihak jurusan.

Biasanya pihak kampus akan memberikan kisi-kisi mata kuliah apa saja yang diajarkan di jurusan yang dipilih.

Selanjutnya harus kepo tentang peluang kerja jurusan yang dipilih setelah lulus kuliah nanti. Hal ini penting supaya mahasiswa tidak kehilangan arah setelah lulus kuliah nanti. Jangan seperti saya, cukup sulit mencari pekerjaan sesuai dengan jurusan sebab sains fisika hanya membuka lowongan di pulau Jawa sedangkan Aceh masih ketinggalan jauh.

Oleh karena itu, keinginan dan peluang kerja harus dipikirkan matang-matang sebelum memilih jurusan kuliah. Jangan asal pilih, dengan niat supaya lulus saja. Sebab nanti akan berontak hati nurani dan kuliahnya gagal di tengah jalan dan mencari alasan tidak sesuai dengan minat dan tidak ada peluang kerja. Kan sayang biayanya dan waktunya.

Semoga adik-adik yang memilih jurusan akan lulus semua dan sesuai jalur untuk menggapai cita-citanya. Amien.

Tulisan ini didedikasikan kepada kepala Sekolah SMAN 1 Meureubo dan semua dewan guru yang sangat sayang sama saya. Semoga panjang umur dan semakin sehat selalu.

17 Maret 2022, Gunong Kleng

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun