Berbagi atau menyantuni kepada setiap muslim adalah suatu kewajiban karena seorang yang dinyatakan muslim atau beriman kepada Allah swt diibaratkan seperti tubuh yang mana, jika ada anggota tubuh yang sakit maka anggota tubuh yang lain juga merasakan sakit.
Pesantren kami mendapat amanah dua ekor kambing aqiqah dari seroang ustad yang berdomisili di kota Provinsi. Niat aqiqahnya adalah untuk dibagikan  kepada ibu mualaf atau warga mualaf yang terletak di daerah terpencil dari pesantren kami.
Rencana awal kambingnya akan di masak di desa tempat perkumpulan ibu mualaf. Namun, rencana berubah mengingat di desa Muara Situlen tersebut masih sulitnya sarana, sehingga kambingnya akan di masak di pesantren dan di bawah ke desa sudah jadi.
Yang di bawah ke desa bukannya hanya kambing tapi ada juga nasi yang di gabung dalam satu kotak. Pilihan diberikan nasi kotak yang berisikan kambing karena nasi kotak lebih higienis, mengingat di desa tersebut masih kekurangan, seperti piring dan alat penunjang lainnya.
Kami tiba di desa tersebut jam sebelas pagi, setelah tiba kami melaporkan kepada kepala desa dan sekaligus meminta tolong untuk memberitahu kepada warganya agar segera pergi ke pergi ke masjid untuk pembagian nasi kotak.
Agenda sebenarnya bukan hanya pembagian nasi kotak. Namun, ada beberapa pemberitahuan kepada warga mualaf tentang program pesantren terhadapa mereka.
Di desa Muara Situlen terdiri dua pemeluk agama yaitu Agama Islam dan Agama Kristen, dan pemeluk Agama Islam adalah mereka yang mualaf serta juga asli yang berpindah dari tempat lain. alasan mereka berpindah desa tersebut karena alasan pekerjaan bertani.
Setelah ibu mualaf berkumpul semua maka dilakukan acara pembagian nasi kotak yang di awali dengan ceramah agama oleh ustad dari pesantren kami.
Setelah semua kegiatan selesai maka langsung dibagikan nasi kotak, karena mengingat juga perut sudah keroncongan sebab hari sudah siang.
Semua ibu mualaf dan anak -- anak yang mereka bawah mendapatkan nasi kotak. Alhmadulillah cukup malah lebih untuk panitia.
Dalam acara pembagian tersebut terlihat wajah mereka yang sangat gembira dan ceria sebab mereka mendapatkan nasi kotak dan merasa diperhatikan oleh saudara muslimnya, walapun jauh tapi terasa dekat mengingat ada perhatian dari saudara yang jauh.
Dalam acara tersebut ada juga pengumuman untuk ibu mualaf untuk tidak sungkan memasukan anak mereka ke pesantren, mengingat pendidikan agama sangat diperlukan bagi semua generasi Islam masa kini.
Hari itu juga menberitahukan kepada ibu mualaf untuk terus mengaji di tempat pesantren kami, dan jangan patah semangat untuk bisa mengaji karena untuk bisa mengaji diperlukan belajar dengan sungguh -- sungguh.
Dalam berbagi kepada ibu mualaf pesantren kami bukan hanya materi tapi juga ilmu agama, sebab ibu mualaf bimbingan secara menyeluruh untuk mengerti agama Islam secara utuh. Oleh karena itu, pesantren kami terus berbagi kepada saudara sesame muslim, mulai menyantuni anak yaitm mualaf sampai anak telantar yang diakibatkan dari penceraian kedua orangtua mereka.
Di pesantren kami banyak anak mualaf dan yatim yang di didik dengan gratis oleh pesantren. Sebab misi utama pesantren kami adalah mencerdaskan anak bangsa dan mendidik mereka yang nasibnya tidak beruntung yang diakibatkan oleh ekonomi orangtua yang masih di bawah rata -- rata.
Hanya dengan memberikan pendidikan gratis dan berbagi sedikit materi kepada orang yang tidak mampu yang dapat dilakukan oleh lembaga pesantren kami, sebab hidup sebenarnya untuk selalu berbagi dan menyantuni sedikit harta bagi mereka yang tidak mampu.
Sebenarnya masih banyak orang yang tidak mampu, mengingat ekonomi di daerah terpencil sulit dengan pertumbuhan ekonominya stagnan. Karena banyak warga pekerjaannya hanya buruh tani yang dibayar per hari delapan puluh lima ribu. Oleh sebab itu, Pesantren kami hadir untuk bisa mencerdaskan anak bangsa dari kebodohan akibat dari tidak sekolah.
Dalam berbagi tentu ada kebahagiaan baik yang memberi maupun yang menerima, sebab rasa berbagi ada karena jiwa sosial manusia yang tinggi. Karena tanpa dipungkiri kalau manusia memang makhluk sosial yang hidup harus saling gotong royong dan saling berbagi.
Memang tidak banyak apa yang pesantren kami bagikan. Namun, walaupun sedikit tapi sangat membuat mereka yang haus akan ilmu dan kekurangan ekonomi merasa sedikit membantu. Dan akan membangkitkan asa mereka yang merasa masa depan suram bagi anak anaknya untuk kembali ada mimpi sebab anak mereka bisa kembali ke sekolah.
Karena hanya dengan bersekolah maka akan memutuskan mata rantai kemiskinan, sebab pendidikan bisa membuat banyak ide kreatif dan inovasi untuk hidup bisa lebih maju lagi. Dan pendidikan juga dasar untuk bisa sebuah Negara dapat bersaing dengan Negara -- Negara di Dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H