Setiap tanggal 25 November selalu diperingatkan sebagai hari guru, iya. Hari guru diperingatkan sebagai bukti bahwa jasa guru wajib diingat.
Pada hari guru biasanya  akan ada kado dari siswa kepada gurunya, oleh karena itu, guru akan lengkap kebahagiaanya saat anak murid memberi hadiah sebagai tanda sayang kepada guru.
Tahun ini adalah tahun ke empat saya menjadi guru, khusus pada tahun ini saya sudah mewanti --wanti murid untuk tidak memberikan  hadiah kepada saya. Akan tetapi silakan berikan kepada guru lain, mengingat sekarang saya menjabat kepala sekolah, maka saya pribadi tidak akan menerima hadiah dari murid.
Mengapa saya tidak suka hadiah?
Karena saya adalah guru yang tidak suka diperhatikan secara berlebihan oleh murid, sebab menurut saya jika ada hadiah untuk saya maka murid akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memberikan yang terbaik kepada saya sebagai gurunya.
Jika murid tersebut adalah murid yang mempunyai orangtua yang mampu, maka tidak tertalu sulit oleh murid tersebut untuk membelikan hadiah kepada gurunya, tapi tidak semua murid mampu, oleh karena itu, saya secara pribadi tidak mau mengambil hadiah sebab ada teori "jika ada yang senang maka pasti ada yang susah".
Anggapan saya benar, sebab istri bercerita sebelum hari guru, ada seorang murid, dia seorang anak yatim  ditinggal oleh Ayahnya saat berumur dua tahun. Sedangkan ibunya hanya buruh nyuci baju , dia  diasramakan di pesantren. Sebab pesantren memberikan subsidi alias gratis bagi anak yatim
Oleh istri saya di tanya, mengapa dia menunggu lama sekali di depan asrama kakak letingnya, hujan hujan lagi, dia menjawab bahwa dia mau menagih uang sama kakak letingnya yang kemarin sempat dia pinjamkan kepada kakak leting tersebut.
Oleh istri saya mencoba membantu si anak tersebut dengan menanyakan perihal utang dengan yang bersangkutan, yaitu kakak letingnya. Namun, kakak letingnya juga anak yatim yang hanya mempunyai nenek yang selalu menjenguk dia di pesantren. Dia, menjawab bahwa dia juga belum punya uang karena neneknya belum datang menjenguk.
Istri saya penasaran perihal kepentingan uang anak tersebut yang bernama rahmi, rahmi menjawab bahwa dia perlu uang untuk merayakan hari guru. oleh karena itu, rahmi wajib mengumpulkan uang  dengan teman temannya dan tidak boleh telat sebab hari guru tinggal sati hari lagi.
Akhirnya rahmi di suruh oleh istri  minta uang sama pengasuhnya sebab ada uang yang diberikan orang dan dititipkan kepada pengasuhnya.
Oleh pengasuhnya di suruh tunggu lagi rahmi diluar kelas, sebab pengasuh sedang mengajar. Setelah itu, istri saya langsung meninggalkan tempat rahmi.
Sepotong kisah diatas tentang rahmi sangat memprihatinkan, dan guru dapat mengambil pelajaran untuk tidak pernah mengharap hadiah dari muridnya, sebab tidak semua murid mampu. Dan guru jika ada diterima jika tidak ada diharapkan tetap mengajar dengan sepenuh hati.
Diperlukan guru untuk bisa instropeksi diri supaya tidak ada pemaksaan atau murid tidak merasa terpaksa memberi hadiah sebab tidak semua murid mampu. Guru memang wajib dihargai,dicintai dan diperhatikan. Namun, di antara murid mungkin ada anak yatim yang merasa tidak enak sama teman temannya yang memberi kado kepada gurunya, sedangkan dia anak yatim tidak bisa memberikan karena kemampuan ekonomi kurang sekali.
Padahal, hadiah untuk guru bukan hanya kado tapi prestasi dari murid itu sendiri bisa membuat bangga gurunya yang juga termasuk hadiah. Oleh karena itu, guru perlu juga pemahaman lebih tentang kondisi muridnya  untuk lebih peka
Karena hanya dengan pengertian guru, maka murid akan semakin menhargai dan tentu semakin sayang sama gurunya.
Saya bersyukur selama empat tahun mengajar, saya telah membuat murid menang OSN tingkat kabupaten sebanyak tiga orang dengan, dua murid juara satu dan satu murid juara dua. Dan ada beberapa hadiah setingkat kecamatan dan kebupaten lainnya. Tapi yang paling bergengsi adalah memang menang OSN.
Semoga dengan adanya hari guru maka membuat guru akan semakin semangat  mengajar dan mempunyai rasa empati yang kuat.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H