Alhamdulillah lima menit kemudian istri sampai ke tempat praktek dokter. Saya langsung menyambut dengan membawa mantel hujan supaya anak tidak kehujanan.
Saya sangat berterimah kasi dengan pak sopir, karena beliau mau berbuat kebaikkan dengan saya. Sebab sebenarnya treknya pak sopir tidak sampai ke tempat praktek dokter. Kata istri treknya itu 1 km sebelum praktek dokter.
Menurut cerita istri, pak sopir tidak tega menurunkan istri di tempat lain, sehingga pak sopir memberi solusi dengan cara membelikan pulsa HPnya sebagai pengganti ongkos angkot. Sebab dengan HP bisa menelepon saya. Dan mengetahui posisi saya.
Istri tidak mengetahui posisi karena hanya baru dua kali  pergi ke tempat praktek dokter. Dan kami jarang sekali pergi ke kota, yang kadang -- kadang hanya satu kali atau dua kali dalam sebulan, sebab pergi ke kota jauh dan memang tidak banyak kepentingan.
Setelah selesai di periksa oleh dokter dan di berikan obat, teman saya memeberikan tumpangan ke istri untuk pulang ke rumah. Karena memang kebetulan teman baru saja mengantar orangtua mereka ke rumah sakit di kota maka saya menelepon minta tolong untuk istri saya bisa numpang, ternyata bisa dan waktunya tepat setelah kami menerima obat dokter.
Terimah kasih pak sopir, engkau adalah pahlawan kami dan engkau adalah malaikat tanpa sayap yang di kirim Allah swt untuk kami, terimah kasih juga teman kami yang mau memberikan tumpangan. Alhamdulillah anak dan sitri sekarang sudah sehat kembali.
Kisah tanggal 9 November 2020, Kutacane, Aceh Tenggara. Aceh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H