Setelah satu minggu penulis datang ke kantor capil dengan harapan KTP sudah siap. Ternyata oh ternyata KTPnya belum siap. Mereka bilang masih di proses. Setelah penulis berbincang -- bincang dengan petugas, satu orang bapak -- bapak bertanya kepada penulis, udah berapa lama. Penulis bilang sudah satu minggu, langsung bapak itu bilang saya sudah tiga bulan belum siap KTPnya. Bapak itu cerita yang intinya jika tidak pakai orang dalam atau tidak pakai uang maka jangan harap  KTPnya siap. Di sini penulis langsung berpikir bagaimana cara KTP siap dan tidak keluar uang.
Di saat penulis mau pulang penulis melihat ada nomor WA pengaduan. Penulis mencoba menghubungi nomor WA pengaduan, ternyata ada balasan. Karena ada balasan dan respon nya sangat baik, penulis merasa ada harapan baru. Dengan segera penulis mengirimkan berkas membuat KTP dan kata bidang pengaduan harap menunggu dan dua hari kemudian di kasih tau bahwa KTPnya sudah siap  dan sudah boleh di ambil. Penulis Sangat bersykur akhirnya bertemu dengan malaikat tidak bersayap. Akhirnya bahagia KTP siap dan tidak keluar uang dan dengan cara yang jujur.
Dengan pengalaman penulis tadi dan itu kisah nyata bahwa kita percaya masih ada orang -- orang jujur di Indonesia. Oleh karena itu, teruslah mengedukasi anak -- anak kita untuk selalu jujur dan jangan takut untuk berkata jujur. Kadang kita Cuma bisa memberi contoh tapi sulit menjadi contoh dan nilai kejujuran akan terus tumbuh dengan orang -- orang yang selalu menjadi contoh.
Tulisan ini untuk Bapak dan Ibu yang selalu mengajari penulis untuk selalu menjadi manusia jujur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H