Setelah tiba di sana ternyata adik sudah duluan lari dengan adik ibu yang lain. Dan juga sudah berkumpul semua keluarga besar kami. Hari itu benar -- benar mencekam dan mobil mayat terus berdatangan. Aku bersyukur tidak ada satu orangpun yang meninggal dari musibah Tsunami.Â
Ayah, ternyata larinya lurus sedangkan kami ikuti jalan besar sehingga Ayah duluan sampai daripada kami. Maklum Ayahku kan sudah biasa pergi ke hutan deres karet sehingga wajar beliau bisa lurus karena sudah menguasai medan.
Malam kejadian aku tidur di tenda. Keluargaku membuat tenda darurat. Tapi karena banyak anak kecil sehingga yang besar tidur diluar tenda. Aku tidak tahu seandainya aku punya anak saat kejadian seperti itu.
Namun, Ayahku benar -- benar pahlawan bisa mengakomodir semua keluarga besarku. Beliau dengan sigap mencari makanan dan tempat tinggal sementara.......BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H