Banyak kegiatan di pesantren Hidayatullah Kuta Cane yang mulai aku rasakan sangat terkesan. Pertama, kami semua di pesantren harus shalat berjamaah lima waktu sehari semalam. Shalat berjamaah ini hanya di haruskan bagi lelaki sedangkan bagi perempuan, mereka shalat di asrama mereka. Bagiku shalat berjamaah adalah kesempatan aku untuk mempersiapkan amalan untuk hari akhiratku. Karena aku merasa selama ini aku tidak cukup mempunyai  amalan mengingat aku sangat banyak berbuat dosa selama ini.
Mengenai shalat berjamaah ini aku sangat senang karena saat waktu shalat tiba pasti ada yang mengingatkan, dan itu sangat menyenangkan sebab aku jika tidak di peringatkan maka sering lupa. Sehingga aku merasa nyaman sebab mendapatkan pahala shalat berjamaah terjamin.
Kedua, kami di pesantren Hidayatullah membiasakan shalat lail atau shalat tahajud. Shalat tahajud adalah shalat sunnah yang di utamakan setelah shalat wajib lima waktu. Kami semua melakukan shalat tahajud dari santri yang mondok juga semua pengasuh yang tinggal di kompleks pesantren Hidayatullah.
Orang-orang semua berpikir bahwa  shalat tahajud itu sulit, sebab harus dikerjakan pada shalat mata enak untuk di penjamkan tubuh enak untuk di selimutkan dan suasana dingin yang tidak mungkin lagi bangkit dari tempat tidur. Oleh karena itu, terkadang sunnah yang dilakukan oleh Nabi SAW selama hidup beliau sudah mulai di tinggalkan oleh umatnya.
Di pesantren Hidayatullah shalat tahajud suatu keharusan yang dilakukan oleh semua yang tinggal di pesantren. Sebab keharusan melakukan shalat tahajud adalah pesan dari pendiri pesantren Hidayatulla dulu saat perintisan pertama kali dilakukan di Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur. Oleh karena itu, aku sangat senang shalat tahajud di tempat ini, maka aku merasa menjadi manusia yang beruntung, mengingat aku sudah melakukan banyak dosa selama ini. Semoga dengan beramal akan menghapus dosaku. amien
Kami melakukan shalat tahajud  sekitar 1,5 jam sebelum shalat shubuh, sehingga cobaan saat kami bangun tidur sangat berat, mengingat kami masih sangat muda termasuk aku. Dan beruntungnya pemimpin kami mau membangunkan kami setiap malam.
Aku yang masih orang baru di Kuta Cane merasakan suasana sedikit kaget, sebab aku sudah lama tidak melakukan shalat tahajud lagi, soalnya saat kuliah dulu aku sudah mulai berhenti shalat tahajud, kebiasaan shalat tahajud aku terhenti karena mungkin aku terlalu lalai dengan dunia, sehingga akhirat menjadi lupa. Akan tetapi sekarang aku patut bersyukur, sebab aku sudah mulai lagi merintis kebiasaanku untuk shalat tahajud lagi. Jadi, keputusan hijrah aku ke Kuta cane adalah keputusan tepat mengingat banyak manfaat yang aku rasakan sekarang.
Di kompleks Pesantren Hidayatullah aku tinggal bersama dengan pengasuh lainnya dan juga beberapa santri yang memilih mondok di pesantren Hidayatullah. Suasana di kompleks Hidayatullah di pimpin oleh ustad yang dulu pernah membimbing aku saat aku  masih sekolah  di Meulaboh dulu. Dengan dipimpin oleh ustad aku yang dulu aku masih merasa ada hubungan yang baik secara psikologi dan jiwa. Sehingga aku merasa sangat bersyukur dengan kondisi begini, dan biasanya jarang di alami oleh orang-orang seperti aku.
Ketiga, Di pesantren Hidayatullah Kuta Cane memiliki berbagai jenjang pendidikan dari pendidikan usia dini (PAUD), Taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Untuk melaksanakan semua kegiatan ketua yayasan sebagian tugasnya kepada kader-kader Hidayatullah yang senior, dan aku masih junior, hehehe
Sebab banyak sekolah, tentu banyak kegiatan apalagi di tambah dengan kegiatan anak asrama yang mondok di pesantren Hidayatullah, maka kegiatan di pesantren cukup banyak alias hanya sedikit waktu yang dipergunakan. Walaupun begitu aku yang baru datang dari daerah seberang merasa senang, sebab aku merasa, hanya dengan banyak kegiatan aku bisa melatih kreatifitas aku dengan baik.
Sudah hampir dua minggu aku tinggal di pesaantren Hidayatullah Kuta Cane dan aku saat ini sudah mulai merasa hikmah kenapa aku tidak lulus beasiswa, mungkin ini jawaban terhadap aku. Alhamdulillah aku sekarang sudah mulai dewasa dalam menyikapi kegagalan, maka aku sekarang tidak mempunyai lagi alasan untuk mendramalisir keadaan kehidupan aku. Karena hidupku sudah berwarna dan aku sedang merasa bahagia hidup yang hakiki bukan lagi bahagia semu.
Demikian lah beberapa keutamaan yang baru dapat aku tuliskan. Sebenarnya banyak lagi namun yang namanya menulis aku harus lebih lama lagi mencari pengalaman baru di tempat baru aku ini. Walaupun terkesan agak sedikit lelet akan tetapi aku tidak peduli bagiku hidup harus di nikmati dan slow aja.
Kegiatan
Kegiatan aku di pesantren tidak jauh berbeda dengan pengasuh yang lain atau dengan anak asuh. Karena bedanya hanya anak asuh pergi sekolah sedangkan aku tidak sekolah lagi, mungkin nanti sambung S2 tapi di sini hehehe. Beberapa kegiatan yang sama dengan anak asuh dan dengan pengasuh yang lain adalah kami selalu shalat berjamaah bersama di mushalla pesantren, puasa senin-kamis bersama, dan bangun shalat tahajud bersama, terkesan berat akan tetapi sangat menyenangkan. Sebab aku sudah mulai merasa seperti hidup kembali spirit beribadah aku yang sempat meredup saat kuliah dulu.
Orang-orang termasuk yang sangat mengenal aku sebenarnya sangat terkejut keputusan aku untuk mengabdi di Kuta Cane karena mereka berpikir bahwa aku menyerah mengejar S2 aku. Aku jujur aku tidak pernah menyerah untuk mengejar S2 bagiku, S2 itu bukanlah syarat masuk syurga namun sebuah mimpi yang tidak harus di capai. Oleh karena itu, sebenarnya sekarang posisi aku sangat sulit, mengingat aku ada janji sama guru SMA aku bahwa aku harus mengejar S2. Aku tidak mungkin mengingkari janjiku mengingat mereka (Guru SMA) pernah membantu aku saat aku mau kuliah saat S1 dulu.
Oleh karena itu, aku sekarang hanya berharap pertolongan Allah SWT karena Allah SWT yang bisa menyelesaikan masalah aku. Jika begitu kenapa memilih mengabdi dulu?. Pengabdian aku ini sebenarnya sudah aku rencanakan setelah tamat SMA dulu, namun karena aku lulus undangan kuliah dari SMA maka aku harus menunda kegiatan yang mulia ini. Sebab aturannya jika aku  menolak undangan kuliah maka sekolah aku akan di hukum. Dan itu sangat berbahaya.
Karena aku datang ke Kuta Cane saat semester sedang berjalan maka aku sekarang tidak masuk ke kelas, namun pak kepala yayasan  menyatakan bahwa aku hanya bisa mengajar anak asrama yang tinggal di pesantren ini. Bagiku ini anugrah yang harus aku syukuri mengingat aku takut juga mengajar di kelas. Bukan aku tidak bisa namun takutnya anak murid lari saat mendengar materi fisika yang akan aku ajarkan. Sebab aku sekarang belum menpunyai cara yang pas untuk mengajar fisika kepada sekolah SMP.
Walaupun terkesan aku tidak ada kegiatan, namun ada kegiatan baru yang aku gemari yang selama ini terpendam akibat dari kuliah aku yang suka dengan persamaan-persamaan fisika yaitu, aku sekarang suka membaca dan sudah banyak buku yang aku baca dan satu lagi yang aku suka adalah menulis, aku suka menulis hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan aku, perasaan aku dan orang-orang yang ada di sekitar aku. Terkesan aneh, namun bagiku ini sangat menyenangkan.
Jadi, selama aku merasa bahagia di pesantren Hidayatullah Kuta Cane kenapa aku harus buru-buru kuliah S2? Â Sedikit berlagak hehehe.Sebab bagiku S2 bukan akhir segalanya, karena umur aku masih muda dan masih ada peluang bagi aku untuk mengejar S2 untuk sepuluh tahun ke depan, so, aku sekarang slow aja hehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H