Mohon tunggu...
Nasrul
Nasrul Mohon Tunggu... Guru - nasrul2025@gmail.com

Pengajar sains namun senang menulis tentang dunia pendidikan, bola dan politik, hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Aku Sudah Tak Betah Tinggal di Indonesia?

13 Oktober 2016   17:43 Diperbarui: 13 Oktober 2016   19:21 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penguasa bilang kami akan melakukan sebaik mungkin. Namun kenyataannya semua bagian dari pelayanan pemerintah ada korupsi dan mereka tidak pandang bulu miskin kaya sama saja. Dan lucunya yang kaya enak sedangkan yang miskin pontang panting membayar pungutan yang seharusnya tugas mereka.

Jika kamu yang belum beruntung atau menerima kenyataan ketidakadilan di matamu silakan menangis dan terus lah menangis karena hanya itu yang bisa kamu lakukan. Karena jika kamu melapor kepada polisi atau mengikuti sidang yang membayar pengacara maka kamu akan lebih sakit. Karena kita yang manusia kecil dan penguasa kita hanya objek saat-saat PILKADA dan hanya saat itu kita jadi raja atau sebutannya RAJA SEHARI. 

Setelah itu jangan pernah harap dapat berdiskusi dengan mereka. Karena jangankan berdiskusi, mereka yang sudah kita pilih begitu sombongnya tidak mau melihat kita. Itu tidak asing bagi kita. Oleh karena itu kesadaran perlu ada di dalam diri kamu. Dan sudah saatnya kamu ikhlas untuk dicuekin, untuk ditelantarkan, untuk dicurangin, untuk di korupsi dan nasehat Aku banyak-banyah berdo;a saja.

Bukan keputus asaan yang Aku ungkap namun kenyataan negeri ini yang belum selesai masalah korupsi, nepotisme dan kolusi. Aku mau bilang aku menyesal lahir dan Aku membenci Indonesia akan tetapi entah kenapa Aku masih mencintai Indonesia. Aku tidak tahu. Mungkin ini cinta pertama atau tidak ada cinta lain di dunia ini. 

Dan itu tidak penting karena Aku bangga menjadi warga Negara Indonesia. Negara Hukum yang mana yang berkuasa dapat mengotakin semua kasus di peradilan asalkan ada fee atau uang jaminan yang jumlahnya fantastis dan tidak begitu mau bagi rakyat miskin yang melihat. Seandainya Aku punya uang sebanyak itu mungkin Aku tidak miskin lagi.

Aku mau menangis namun Aku tidak bisa lagi. aku mau senyum namun senyum Aku palsu. Aku mau bicara suara aku sudah habis mungkin dan aku mau bicara dengan presiden dan itu tidak mungkin. Aku tahu ini bukan waktu aku untuk curhat namun semua orang yang disana atau yang di penjuru Ibu Pertiwi sudah seharusnya sadar bahwa kita satu Nusa, satu Bangsa dan satu Negara. 

Kenapa kita masih menjatuhkan manusia di antara kita sebenarnya kamu yang mau apa orang yang mempunyai banyak uang. Oa mungkin didalam diri kamu ada bibit penjajah yang ingin menjajah saudara se-Bangsa sendiri. Berarti kamu lebih kejam daripada singa yang selalu menjaga kaumnya atau contoh lain semut yang selalu bergotong royong.

Aku tahu kita sulit berbenah namun kamu tahukan cara membuat Negara ini lebih makmur? Tahu dong Aku kan pemimpin kamu yang bijaksana dan selalu di elu-elukan oleh pendukungku. bukan kami rakyat kecil yang selalu menjerit mencari makan hanya untuk hidup sehari dan belum tentu besok dapat makan pagi atau satu hari tidak makan. Padahal aku punya pemimpin yang sangat baik. Aku tidak tahu dimana baiknya pemimpi itu. Buktinya Aku harus berjuang di dalam kesendirian untuk tetap berada di Negara tercinta Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun