Para politisi itu berdrama memirip-miripkan diri supaya terkesan bahwa diri adalah juga rakyat yang diwakilinya, karena itu simbol, tradisi, atau atribut apapun yang menjadi identitas mayoritas rakyat akan ditiru-tiru para politisi untuk meyakinkan khalayak bahwa dirinya sama dengan mereka.
Jangan heran jika di tahun politik ini banyak politisi yang bertingkah seakan-akan merakyat. Tiba-tiba rajin berkunjung ke pesantren, tiba-tiba sok-sokan bergaya gaul ala generasi milennial-zelenial, tiba-tiba sok care dengan emak-emak, tiba-tiba sok-sokan turun ke sawah menemui petani.
Tiba-tiba seakan-akan pejuang tangguh kepentingan rakyat, tiba-tiba sok pinter dengan merangkai kata dengan diksi-diksi akademis, sok-sokan berani beradu rekam jejak, adu gagasan, dan sejumlah tiba-tiba yang lain, dan sok-sokan yang lain.
Media Masa: Medan Baru Kampanye Politik
Pengaturan masa kampanye Pemilu 2023 lebih pendek dari sebelumnya. Jika pada Pemilu 2019 berlangsung selama  6 bulan 21 hari, pada Pemilu tahun ini hanya berlangsung selama 75 hari.Â
Jadwal kampanye Pemilu 2024 akan dimulai pada 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024 sesuai aturan Komisi Pemilihan Umum melalui PKPU Nomor 15 Tahun 2023 tentang kampanye Pemilu 2024.
Diikuti masa tenang pada 11-13 Februari 2024 kemudian pemungutan suara serentak pada 14 Februari 2024. Kendatipun demikian penetapan partai politik peserta pemilu sudah dilakukan pada 14 Desember 2022. Dengan kata lain, ada jeda atau masa tunggu selama hampir satu tahun menuju masa kampanye.
Pada jeda masa tunggu itulah dimungkin untuk dilakukannya penggalangan suara sekaligus mapping arena politik melalu konten dipelbagai platform.Â
Kendati kampanye politik sebelum waktunya dilarang, namun KPU telah membolehkan peserta pemilu untuk melakukan sosialisasi sebelum masa kampanye dimulai.
Inilah kenapa hari-hari sebelumnya sudah ada sejumlah gambar dan tayangan video bermuatan politik yang disiarkan di televisi, media cetak, hingga platform digital. Dengan kata lain semua dimulai dari media masa, karena sudah menjadi lahan paling strategis dalam upaya membangun citra politik.
Dalam upaya membangun citra politik itulah, setidaknya ada tiga entitas dari kelompok sosial yang coba dicitrakan dari masing-masing capres.Â