Secara khusus digambarkan bahwa masyarakat pesisir merupakan mereka yang tinggal di bagian pesisir pedalaman atau yang disebut dengan pulau-pulau kecil. Mereka yang tinggal di sepanjang area pantai tersebut biasanya bergantung pada ekosistem laut.
Sayangnya yang kita lihat dari banyaknya ekosistem laut sudah banyak tercemar diakibatkan dari pembangunan pesisir, polusi , penangkapan ikan yang ilegal ,eksploitasi berlebihan bahkan perubahan iklim.
Dari dampak tersebut membuat kurangnya kemajuan infrastruktur yang tertinggal apalagi di daerah terpencil. Yang dimana perlu diketahui bahwa daerah pesisir atau bahkan pulau pulau yang kecil secara global belum berkembang.
Hal ini membuat lambatnya kegiatan insdustri dan pembangunan infrastukturnya. Terlepas dari hal itu , ditinjau dari kurangnya kemajuan dan fasilitas perawatan kesehatan mengakibatkan akses pun sulit, kesadaran kesehatan yang rendah dan ketidaksetaraan kesehatan antara penduduk pesisir, non pesisir dan perkotaan.
Sehingga menyebabkan kesehatan yang buruk dan kualitas hidup pun yang buruk di antara masyarakat pesisir dan pulau pulau kecil tersebut, dari hal tersebut pula akan menyebabkan berbagai konsekuensi kesehatan yang sifatnya negatif untuk di negara berkembang.
Mungkin yang sering ditemukan mengenai permasalahan yang tinggal di daerah pesisir kepulauan diantranya, dari balita, ibu hamil dan menyusui yang selalu dikaitkan dengan masalah kekurangan gizi,penyakit infeksi bahkan dari keluarga yang memiliki tingkat pengetahuan yang rendah.
Masalah kekurangan gizi sangat berdampak bagi siapa saja yang resiko terkena, kekurangan gizi merupakan masalah kekurangan nutrisi, yang dimana menderita kekurangan energi dan protein dalam waktu yang lama atau menahun.
Menurut Titaley, et al., (2018) masalah kekurangan gizi pada anak usia di bawah 5 tahun adalah pertumbuhan terhambat dan secara global dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat.
Beban terbesar kegagalan tumbuh dengan prevalensi 36% dan umumnya kasus stunting sekitar 40% terjadi didaerah pedesaan termasuk pesisir pedalaman dan hanya sekitar 25% diperkotaan (Abeway, et al., 2018).
Untuk mengurangi angka dari konsekuensi perihal kesehatan di area pesisir, mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah daerah atau pusat, sehinggainf infrastuktur tidak tertinggal dengan adanya kemajuan dari fasilitas kesehatan dan penyediaan pelayanan kesehatan.
Selain itu karena adanya fenomena budaya terkait pantangan makanan yang mungkin saja sangat kental pada masyarakat pesisir terkhusus pada bayi, anak - anak , ibu hamil dan menyusui yang mana dipengaruhi dari tingkat pengetahuan dan juga pendapatan yang tidak cukup dari mata pencahariannya yang dominannya adalah perikanan.
Karena ketergantungan terhadap eksosistem laut untuk mencegah dan meminimalisir dari dampak tersebut, ketergantungan pada ekosistem laut di pesisir dan pulau pulau kecil terutama di negara negara yang penghasilannya rendah dan miskin agar dapat membantu menyediakan lapangan kerja dan menopang ekonomi lokal dari mereka.
Selain itu dengan memanfaatkan sumber daya alam dan meningkatkan konsumsi dari biota biota laut yang tinggi akan gizinya dapat memberikan dan membantu untuk mencukupi kebutuhan dari zat gizi mereka.
Selain menkonsumsi makanan dari hasil laut harus juga diimbangi dengan menjaga kelestarian dan mencegah kerusakan eksositem laut serta meningkatkan budidaya dari biota laut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H