Ilustrasi anak menangis. (Shutterstock)
Kita sering melihat anak yang tiba tiba tantrum, menangis dengan keras hingga terkadang bingung untuk mengatasinya seperti apa. Sehingga timbullah kata-kata seperti,Â
"masa begitu saja nangis"
"udah jangan nangis" ,
"sana liat ada cicak"
"sstt, diam"
 dan lain-lainya sebagai bentuk pengalihan isu . Tapi, apakah tindakan tersebut benar ? disini kita tidak bisa salahkan, yang mana benar dan salah sebab setiap orang tua mempunyai cara masing masing untuk menangani hal tersebut. Hanya saja, perlu diluruskan agar tidak berdampak negatif pada kondisi anak nantinya.Â
Terkadang kita lupa, bahwa perlakuan tersebut bisa berdampak besar pada kondisi pemikirannya, hal itu dikarenakan daya pengingat yang ada dalam diri si anak akan terus terekam untuk tidak berani meluapkan emosinya, tidak akan mau menerima tanggapan, merasa bahwa dirinya keras, merasa di bohongi dengan hal-hal seperti itu. Kalau tidak ingin si anak menjadi pemberontak, rasa tidak percaya diri,penakut, susah untuk berempati, seringkali memendam perasaan. Nah , cara untuk menenangkan hal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Â Jangan panik
mulailah dari diri sendiri terlebih dahulu untuk tidak panik menghdapi kasus tersebut, berusahalah untuk mengatur emosi agar tdak ikut terpancing dengan kelakuan si anak, supaya tidak ikut marah bahkan memarahi si anak.
2. pelukÂ
dengan memberikan sentuhan fisik berupa pelukan membuat si anak merasa nyaman dan meluapkan apa yang ia rasakan berupa emosi. Dan anak yang diberikan sentuhan berupa pelukan merasakan bahwa dirinya baik baik saja dan secara emosonal di gambarkan dengan bentuk tubuh love language.
3. Alihkan perhatian
mengalihkan perhatian diini bukan berat menunjukan sasaran objek yang nyatanya tidak ada, sepert "ada hantu jika menangis, ada polisi, ada penjahat anak, ada cicak, dan masih banyak lagi pengalihan yang tidak disadari hanya membuat si anak merasa di bohongi dan di takut. Kita bisa mendengarkan apa yang si anak kesalkan, ajak bermain yang membuat lucu atau bercerita, namun di lakukan ketika si anak mula merasa tenang.Â
4. berbicara dari hati ke hati
mulailah berbicara dengan hati jika si anak sudah memperlihatkan rasa tenang.
Anak belajar darı perkembangan sosial dan emosinya, dari sanalah sinyal emosıonalnya terbentuk. its ok lah saja untuk menangis dan memeluk hal tersebut merupakan salah satu reaksi kita menenangkan dia saat emosinya tidak bisa terkontrol. Secara psikologi bahwa untuk memastikan kondisi anak baik-baik saja. Dan seumpama si anak  lagi jatuh (ucapkan ke anak) ''tidak apa-apa menangis, tapi Mama ada disini untuk kamu kok, sayang''. Hal tersebut membuat si anak merasa bahwa dirinya tidak sendiri dan ada perlindungan dalam dirinya serta Itu sangat pentıng untuk kita mengajarkan dia kalau lagi mengalami seperti hal tersebut.
semangat mencoba
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H