Mohon tunggu...
Nasukha Moris
Nasukha Moris Mohon Tunggu... Administrasi - العلم نور
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Assalamu'alaikum

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

I'rab Kalimat Sami'tu Rasulallahi Yaqulu

12 Oktober 2022   06:42 Diperbarui: 12 Oktober 2022   06:44 1405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syeh Ikhsan mengutip ucapan Syeh Asy-Syabsyari ketika mensyarah pangendikan Syeh Zainudin Al-Malibari dalam kalimat:

(سمعت رسول الله يقول)

Aku mendengar utusan Allah bersabda

اي سمعت كلامه حال كونه يقول

Maksudnya adalah "Saya mendengar ucapannya saat dia mengatakan".

Lafadz "yaqulu" ada dalam posisi nashab karena menjadi hal dari lafadz "Rasulallah", karena lafadz "sami'tu" tidak memiliki maf'ul lebih dari dua, dan kedudukannya menjadi khal yang mabni karena tersembung dengan dhomir yang di perkirakan dalam pembicaraan, karena diri itu tidak mendengar.

Ada juga yang mengatakan bahwa lafadz "yaqulu" itu menjadi maf'ul yang kedua dari lafadz "sami'tu". Menjadi khal jika kedudukannya sebagai fi'il mudhari setelah lafad "sami'a" dan menjadi fi'il madhi adakalanya karena menceritakan kejadian yang telah lampau, atau karena ingin menghadirkan ke dalam pikiran pendengar. Karena fi'il mudhari itu menunjukan waktu yang sedang berlangsung di mana keadaannya bisa di saksikaan.

كانه يستحضر بلفظه صورة كون النبي متكلما يشاهدها السامع

Maka ketika mengucapkan lafadz "yaqulu" seolah-olah dia membangkitkan dengan kata-katanya sendiri akan gambaran Nabi shallallahu wasalam sebagai pembicara yang disaksikan oleh para pendengar.

(Manahijul Imdad 1/9)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun