Menilikberita di Lombok Post tanggal 18 September 2013 lalu tentang pengangguran di NTB yang telah mencapai 112 ribu orang. Biro Pusat Statistik pada terbitan yang sama juga mengeluarkan data tentang pengangguran di NTB yang cukup mencengangkan tentang jumlah pengangguran di NTB pada satu tahun terakhir ini, yaitu dibanding bulan Agustus 2012 terjadi kenaikan angka pengangguran sebesar 0,12%, dimana pada tahun 2013 ini angka pengangguran menembus angka 112,708.
Tingkat pengangguran yang sangat tinggi ini tidak hanya merupakan tugas pemerintah, tetapi juga merupakan tugas kita bersama untuk memikirkannya, seperti yang telah dikatakan oleh Wamendikbud Bidang Pendidikan, Muslihar Kasim bahwa kebutuhan pertama dunia kerja adalah pencari kerja yang memiliki pengalaman berorganisasi, komitmen dan proaktif. Sarjanadiharapkan bisa membuka usaha sendiri. Lapangan kerja terbatas, kampus jangan hanya mencetak sarjana Job seeker. Fenomena ini terlihat di kampus pencetak para sarjana ini, dimana mata kuliah yang diajarkan melulu hanya teori, sementara praktek pengembangannya mendapatkan porsi yang sangat kecil. Sepantasnya perguruan tinggi ini mulai memproporsionalkan jumlah tatap muka secara teori dan praktek dengan prinsip berimbang sehingga keluaran perguruan tinggi mampu bersaing di masyarakat dan mampu membuka lapangan kerja sendiri hingga tingkat pengangguran yang dapat ditekan semaksimal mungkin.
Asumsinya penyumbang terbesar pengangguran di NTB adalah lulusan perguruan tinggi yang berada pada posisi menanti lowongan pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Hal ini sah-sah saja dilakukan tetapi ada baiknya jika proses menanti ini diisi dengan hal-hal yang bermanfaat. Disinilah kreativitas kita tertantang untuk mampu membuka lowongan kerja. Setiap orang dituntut untuk fleksibel, kritis dan terampil berpikir kreatif sehingga mampu menangani permasalahan dan menemukan solusi yang melibatkan lingkungan sosial maupun fisik.
Kreativitas adalah kemampuan individu untuk mempergunakan imaginasi dan berbagai kemungkinan yang diperoleh dari interaksi dengan ide atau gagasan, orang lain dan lingkungan untuk membuat koneksi dan hasil yang baru serta bermakna.
Suatu saat kita dihadapkan pada sebuah permainan atau masalah yang menuntut kreativitas berpikir dalam menyelesaikan. Kita tidak mampu menyelesaikan karena hanya berkutat pada satu jalan keluar danpernahkan terpikir oleh kita “Mengapa orang dapat berpikir atau dapat menghasilkan suatu karya yang tidak terpikir oleh kita? atau mengapa orang mampu menyelesaikan persoalan dengan lebih cepat dengan cara yang unik dan mencapai hasil yang baik?. Hal tersebut dapat terjadi karena seseorang memiliki keterampilan berpikir memecahkan masalah secara kreatif.
Setiap orang dapat belajar untuk mengembangkan berpikir kreatif dan mengintegrasikan kemampuan tersebut dengan keterampilan-keterampilanberpikir tingkat tinggi lain sehingga mampu menyelesaikan berbagai permasalahan. Belajar mengeksplorasi mimpi dan berbagai kemungkinan dengan mengembangkan kepekaan terhadap petualangan, kejutan, kenyamanan dan kesenangan sehingga memfasilitasi ide-ide baru dan pemecahan masalah secara inovatif sesuai kebutuhan. Ide-ide tersebut berbeda dan menunjukkan kualitas yang tinggi.
Setiap manusia dianugrahi potensi yang dibawa sejak lahir dan akan berkembang menjadi prestasi diri manakala manusia berinteraksi dengan lingkungan. Pendidikan dalam hal ini sekolah harus menjadi lingkungan perkembangan yang kondusif untuk berkembang dan teraktualisasikannya potensi yang dimiliki. Mengetahui dan memahami potensi diri merupakan modal dasar untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk menjalani kehidupan yang lebih efektif, adaptifdan produktif. Implikasinya kreativitas adalah mengembangkan dan memanfaatkan potensi yang dimiliki secara kompleks untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi serta memiliki kepekaan terhadap peluang dan memanfaatkannya untuk kebermaknaan kehidupan secara optimal.
Untuk itu diharapkan agar orang yang memiliki kreatifitas dapat : (1).Cenderung melihat suatu persoalan sebagai tantangan untuk menunjukkan kemampuan diri.(2).Cenderung memikirkan alternatif solusi/tindakan yang tidak dilakukan oleh orang-orang pada umumnya atau bukan sesuatu yang sudah biasa dilakukan, (3) Tidak takut untuk mencoba hal-hal baru. (4).Mau belajar mempergunakan cara, teknik dan peralatan baru, (5) Tidak takut dicemoohkan oleh orang lain karena berbeda dari kebiasaan, (6) Tidak malu bertanya berbagai informasi tentang sesuatu hal yang dianggap menarik, (7).Tidak cepat puas terhadap hasil yang diperoleh, (8) Toleran terhadap kegagalan dan frustasi, (9).Memikirkan apa yang mungkin dapat dilakukan atau dikerjakan dari suatu kondisi, keadaan atau benda, (10) Melakukan berbagai cara yang mungkin dilakukan dengan tetap berdasar pada integritas, kejujuran, menjujung sistem nilai, dan bertujuan positif, (11) Tindakan yang dilakukan efektif, efisien, dan produktif.
Untuk langkah awal yang dapat dilakukan adalah (1) menetapkan apa yang ingin dilakukan, (2). pikirkan faktor, ide, konsep, komponen utama yang berhubungan langsung dengantopik atau tema. Gunakan kata-kata kunci untuk setiap konsep, (3). konsentrasi untuk mengembangkan ide dengan menghubungan setiap faktor, ide, konsep atau komponen dengan menggunakan pendekatan kekepan (kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan), (3). organisasikan mana yang menjadi prioritas dengan memberi warna, catatan atau tanda-tanda lain yang dapat menarik perhatian, (4) Anda siap menuliskan dan mempraktekan apa yang telah dipikirkan.
Catatan penting adalah menghindari hambatan mental karena sikap dan emosi. (a) Berpikir negatif, berprasangka, rendah diri. Pandanglah masalah sebagai sesuatu yang menarik atau berbeda, jangan takut,memang tidak baik tetapi juga tidak buruk. Bersikap positif atau netral. (b) takut berbuat salah atau takut mengambil resiko gagal. Padahal kita tidak akan maju kalau tidak mau menghadapi tantangan dan belajar untuk menyelesaikan masalah bukan dari masalah, (c) membuat keputusan karena tidak memiliki informasi yang cukup, jadi manfaatkan sebagai kesempatan menjadi kreatif dengan mencari lebih banyak informasi.
Tidak mungkin orang akan menjadi sukses tanpa kesalahan dan perjuangan, untuk itu marilah kita belajar menjadi kreatif, jangan hanya menanti lowongan pekerjaan tetapi marilah kita membuka lowongan pekerjaan baru bagi diri kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H