Mohon tunggu...
Nasirullah Sitam
Nasirullah Sitam Mohon Tunggu... Staf Perpustakaan & Bloger -

Karimunjawa. #YNWA. Belajar Menulis blog: http://www.nasirullahsitam.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Tidak Melihat Saat Siswi di Siksa

14 Oktober 2014   17:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:04 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus pemberitaan di salah satu SD Bukittinggi, Sumatera Barat mengundang rasa prihatin yang mendalam. Siapapun yang menyaksikan pemukulan bertubi-tubi tentu mengelus dada. Awalnya saya mengira perbuatan itu saat jam kosong. Sehingga guru tidak dapat meleraikan dan mengamankan siswi yang menangis dipojokan.

Selama disalah satu stasiun  televisi, ada kepala sekolah SD tersebut mengatakan bahwa saat kejadian ada guru di dalam. Saya siang ini sempatkan untuk mencari informasi tersebut melalui media online. Dan akhirnya saya juga mendapatkan berita tersebut dari okezone. Dari pengakuan guru, dia mengatakan tidak melihat karena sedang dikerumuni oleh siswa lain saat memeriksa tugas siswa. Apakah alasan tersebut bisa dipercaya? Oke apapun alasan dia, kita hargai. Tapi harusnya seorang guru bisa mengkondisikan kelas dan semua muridnya.

Setiap guru dituntut untuk bisa menguasai kelas dan bisa memperhatikan semua aktifitas siswa selama di dalam kelas. Luas kelas rata-rata 9x8 meter. Sehingga guru dapat memperhatikan apa saja yang siswa lakukan. Terlebih kejadian tersebut tidak berlangsung sebentar. Lebih dari satu menit, dan banyak yang melihat. Masa guru tersebut tidak mendengar kegaduhan anak-anak saat memukul ataupun tangisan korban? Irosnis sekali kalau sampai tidak tahu.

Dari sekelumit kejadian ini, saya berharap setiap guru yang mengajar bisa menguasai kelas daan memperhatikan seluruh aktifitas siswanya. Memang menjadi guru itu sulit dan butuh perjuangan saat harus mengatur puluhan siswa-siswi, apalagi anak SD. Tapi bukan berarti kejadian sekeras itu bisa terlewatkan begitu saja. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun