Perlu diapresiasi program Kantor Bahasa Maluku dalam mempertemukan manusia dan ide dari berbagai komunitas literasi di Maluku.
Banyaknya pelaku peradaban yang masih berserakan di berbagai sudut kota, hal ini sebenarnya telah menjadi jantung baru bagi kemajuan daerah.
Apalagi, kajian literasi bangsa kita dalam kategori darurat, Â PISA 2015 berada pada urutan 64 dari 69 negara. Bahkan kemampuan siswa SD dalam membaca 46,83 % menurut Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI)
Olehnya itu, penguatan literasi yang bergerak dalam jalur non formal perlu dipayungi, bukan hanya sekedar semangat, melainkan adanya keberlanjutan untuk mencapai tujuannya.
Disini terungkap bahwa kekayaan bahasa di Maluku yang sudah memsubsidi ribuan kosakata ke dalam kamus Bahasa Indonesia, memerlukan sikap total dari setiap pelakunya.
Sementara, gerakan komunitas masih berjalan dengan mesinnya sendiri. Belum didukung oleh sarana yang memadai.
Olehnya itu, ada tiga hal yang harus disinergikan dalam temu pela komunitas ini agar masif dan bisa menjawab tuntutan zaman, mengingat lembaga formal belum memaksimalkan literasi:
1. Penguatan kapasitas, setiap komunitas punya ciri khas. Ciri khas ini tentu telah dibekali dengan gaya, skill masing-masing. Ini merupakan sebuah kekuatan baru, ketika komunitas saling bersinergi. Agar tidak literasi Maluku tidak menjadi mitos bagi anak cucu.
2. Moralitas equality, gerakan komunitas berasal dari sebuah kepedulian terhadap situasi yang terjadi dalam lingkungan. Mereka tidak dibayar. Bahkan, mereka mengeluarkan apa yang dipunya dalam membantu. Persamaan nilai yang diusung menjadi fundamentalisme guna balayar deng layar sama sekaligus panggayong deng koli-koli di tengah amukan badai.
3. Agungkan ide. Komunitas bergerak dengan ide. Ribuan ide itu terimplementasikan dalam berbagai program. Program-program tersebut terus dihimpun dan ditindaklanjuti oleh segenap pelaku literasi. Prinsipnya, hadirkan keteguhan dalam melaksanakannya. Sebab, gelombang kerja itu naik turun. Mari kita jaga.
#PelatihanInstrukturLiterasiBagiKomunitasBacadiMaluku