Lanjutnya, " internalisasi nilai religius harus menjadi spirit kita bersama. Lewat kegiatan ini, semua kita punya harapan baik bagi kelangsungan masa depan anak-anak.
"Iya, beta sangat setuju. Program spiritual seperti ini terus dipertahankan. Sekaligus, beta sangat mengapresiasi kegiatan ini."
Tambahan saya, "bahwa jika semua manusia memahami dan taat kepada konstitusi agamanya. Maka, in syaAllah tak ada konflik. Tak ada orang baka lai. Tak ada orang baku maki deng baku lempar. Beta kira semua agama mengajarkan itu.
"Soal perbedaan cara beribadah tidak boleh saling menyalahkan. Sebab, semua agama punya tata caranya. Hal yang perlu disatukan ialah persamaan dalam menentukan visi hidup bersosial. Karena, kita saling membutuhkan satu sama lain. Kita punya rasa, rasa itu anugerah Tuhan," jelasku lagi.
Maka, lewat poin "religius" sebagai visi sekolah, beta sangat berharap hal tersebut bisa teraplikasikan dengan baik.
Menutup tulisan ini, beta ucapkan terima kasih kepada ibu kepala sekolah terkasih dan para guru tercinta. Semoga mereka, pahlawan diberikan kekuatan untuk menuntun anak-anaknya ke lorong cahaya kebaikan. Juga kepada seluruh peserta didik, agar senantiasa rajin berdoa dan belajar, kelak kalianlah penguasa negeri ini.
Mari kita menjadi mata air Indonesia, yang terus mengalir dan memberi karya terbaik.
Cerita ini akan senantiasa bertasbih. Amin.
#RamadhanCinta
#IslamRadikal(ramah,disiplin,kalem)
#fatwaHati
#Ambon, 08/06/2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H