15 Mei, akan ada bunyi-bunyian lonceng kudus dari  Betlehem dan gema izhar Adzan dari Al Aqsa, bersatu dengungkan kemerdekaan atas tanah kebangkitan Isa Al Masih dan napak tilas manusia agung, Muhammad SAW.
15 Mei, kawat berduri akan dipaksa putus oleh tubuh-tubuh yang merindu kesyahidan. Disanalah seni kematian terprasasti. Â Walau, jasad dan jiwa mereka dipisah, roh mereka akan terus menjadi hantu bagi kaum lalim.
15 Mei, hari Nakbah akan dibumihanguskan oleh serdadu-serdadu Ababil. Tanggal itu akan menjadi kuburan bagi mereka, atas dosa-dosa yang telah mereka nampakan. Fira'un mati atas keangkuhan. Jalut mati karena kesombongan. Namrud tak berhasil membakar Ibrahim.
15 Mei, kehormatan kemanusiaan diperkosa, dikoyak-koyak kesuciannya oleh Zionisme. Dengan cinta dan persatuan, gunung-gunung Jazirah akan melemparkan tanah abunya, dan membutakan corong senapan mereka.
15 Mei, tanda perlawanan utuh dari timur dan barat, kami berdiri atas nama humanisme.
Inilah ikrar politik kami:
Al Quds adalah tanah kami,
Tanah sesembahan segala umat,
Tanah sesujudan para manusia hamba,
Tanah para perindu kedamaian,
Tanah nenek moyang, segala etnis,
Disinilah nenek moyang dulu hidup dan berjanji untuk hidup,
Biarpun kalian hadang dengan peluru-peluru,
Biarpun kalian temboki kami dengan tank-tank,
Biarkan kalian bunuh kami dengan senjata pemusnah,
Kami tetap hidup,
Kami tetap berdiri,
Karena bel dan iqamat telah menjadi bayonet kami.
#15 Mei, in sya Allah, Tuhan menjaga.
#Ambon, 11 Mei 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H