Tred berkuasa adalah kemewahan. Hal itu telah mendarah daging. Sehingga, akan mempengaruhi sikap politik masyarakat. Efeknya penguasa kehilangan suara yang cukup berat. Apalagi jika yang melakukan hal tersebut adalah keluarga istana.
Nah, setidaknya, di Indonesia jelang pemilu 2019. Penguasa mesti cermat dalam menarik perhatian publik. Tetapi, bagaimana mau berhasil, sementara Istana belum bisa memberikan jawaban atas problematika yang ada. Mungkinkah di injury time harga sembako baru diturunkan, BBM digratiskan, nilai kurs rupiah diperbaiki, TKA ditindaklanjuti?
Karena jika tidak, partai penguasa akan kehilangan marwahnya. Itu artinya siklus kepemimpinan ke depan akan berubah dari Beringin ke Banteng. Banteng ke Garuda.Â
Ingat pada pembahasan poin satu, bahwa yang dibutuhkan Indonesia ke depan adalah pemimpin berpengalaman dan bisa merubah kondisi yang sekarang. Ingat pula, serikat partai Nasionalis-Religius (Gerindra-PKS) telah menjadi oposisi yang telah dikawinkan atas semangat Indonesia Baru.Â
Maka, ini bisa menjari kuda hitam bagi penguasa.
Semoga Malaysia-Indonesia selalu bisa berkawan dan memajukan Asia Tenggara. Tentu dengan pemimpin yang visioner dan merakyat. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H