Mohon tunggu...
M. Nasir Pariusamahu
M. Nasir Pariusamahu Mohon Tunggu... Penulis - -

Saya Manusia Pembelajar. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Manajemen Kecewa

27 Oktober 2017   06:25 Diperbarui: 27 Oktober 2017   08:51 1868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah anda merasa dikecewakan oleh teman anda? Atau diPHP sebab "sesuatu"? Janji ketemu, malah tak kunjung nongol. Berjam-jam anda dibuatnya menunggu. Lalu bayangannya selalu memberi kabar "maaf" sibuk.

Apa perasaan anda? Emonya pasti, wajah memerah, hati kesal, rasa-rasanya mau menjotos yang bikin kecewa. Iya kan?

Tapi ya udahlah, sampai kapanpun kata "kecewa" tak akan luput dan tercabut dari lisan manusia. Toh, jika anda berlebihan menanggapinya, anda sendirilah yang mati rasa. Akhirnya rambut cepat beruban. Wajah keriput. Sudah gitu nanti terbawa introvert.

Nah, dalam situasi seperti ini, perlu seni pengelolaan diri yang baik. Yaitu, seni mengatur dan mengarahkan diri agar tidak terjebak dalam zona merah.

Kecewa juga salah satu karakter manusia yang sangat berpotensi membuat orang kesal. Benarkan?

Buah dari kecewa tak ada yang baik. Sebab, akan menimbulkan keretakan hati yang berkesinambungan. Sekali berbuat, ingin berbuat lagi. Tak tau, apa motifnya, yang jelas, orang yang suka buat kecewa harus senantiasa bertafakkur, berapa kadar kekecewaan yang akan ditimbulkan. Jangan-jangan akibat perbuatan yang dianggap biasa ini menjadi malapetaka bagi dirinya kelak.

Rasa kekecewaan tak bisa diketahui secara langsung, tapi dari ekspresi, kita akan mengetahui seberapa besar kekecewaan itu muncul.

Tetapi, jangan khawatir, disini akan saya share sedikit, bagaimana caranya menghadapai orang yang suka membuat anda kecewa.

Beberapa pokok ide ini diharapkan bisa menimalisir hal tersebut. Diantaranya sebagai berikut:

1. Serahkan semua pada Illahi

Apa yang telah terjadi kepada kita adalah skenarioNya. Beribu-ribu tahun, sebelum manusia diciptakan, kehidupan kita telah tertulis di Lauhul Mahfudz.

Pada hakikatnya, hati adalah milik Allah. Biarlah Allah yang memberikan penilaian baik buruknya apa yang dilakukan orang lain kepada kita. Semoga dengan begitu, dosa kita berguguran lewat jalan "dikecewakan."

Maka, bersabarlah, renunglah nikmat lainNya, yakni syukur. Yah. Kita wajib bersyukur sebab dengan begitu, kita termasuk orang-orang yang takkan lalai. Karena hidup tak selalu indah. Malam kadang suram tak berbintang. Jalani saja, badai pasti berlalu.

2. Selalu berprasangka baik

Tiada yang mengingkari bahwa kehebatan berprasangka baik kepada saudara kita akan menghadirkan kuantum energi hati yang jernih.

Hidup tanpa dendam. Hidup tanpa beban. Segunung taburan kekecewaan yang ditaburkan kepada kita, amarah dibuang, suburkan sifat berprasangka baik, maka gapaian hidup penuh cemerlang.

Andai saja, Umar bin Khattab, Rasulullah tidak berprangka baik kepadanya, niscaya Islam tidak akan gemilang. Tugas kita hanya berprasangka baik. Dengan begitu hati akan tenteram dari rentetan hiruk-pikuk itu.

3. Mendoakan saudara kita

Doa adalah senjata paling sakti mandraguna. Bahkan doa bisa merubah takdir. Wah!!!

Sadar atau tidak, ketika kita sedang membayangkan wajah teman kita dalam setiap sujud terakhir, akan ada sebuah transferan sambung rasa yang tiba-tiba ke dianya. Tanpa perlu kita tanya ke dia, dia akan mengaku secara sadar akan keadaan hatinya.

Doa adalah sumber listrik dalam hati manusia. Tanpa doa, hati akan dipenuhi kegelapan. Maka, kalau sudah gelap, jangan heran manusia akan kalap. Boleh jadi, kekalapan bisa berubah keganasan dalam menghadapi orang yang membuat kita kecewa.

4. Berikan dia kepercayaan

Kekecewaan yang diberikan oleh orang lain kepada kita, tidak juga setiap hari kan? Mungkin saja, dia butuh perhatianmu sebentar. Hehehehe

Barangkali ada sebuah jarak yang jauh menurutnya, antara di kau dan dia. Dia berusaha mencari perhatianmu.

Pada posisi ini, anda perlu mengaktifkan indera ketujuh yakni kepekaan batin. Salah satu hal yang perlu dilakukan untuk mendukung hal tersebut ialah mengislahkan hati dengan cara memberikan ruang kepercayaan kepadanya.

Unsur saling percaya merupakan tingkat yang paling tinggi dalam kehidupan manusia. Ada yang gagal move on, karena meremehkan potensi orang lain, atas potensi diri.

Padahal, manusia diciptakan sebagai homo socius atau makhluk sosial guna menjadi manusia yang saling memberi. Dalam filosofi orang Maluku disebut Ale Rasa Beta Rasa.

5. Pandailah melupakan!

Forget! Lupakan! Lupakanlah! Jangan takut untuk melupakan. Karena dengan melupakan, kita sedang menghemat energi kita untuk hari esok.

Seperti hardisk, otak kita juga punya keterbatasan kapasitas. Jika, banyak file yang masuk tanpa permisi lewat syaraf, cepatlah klik shitf+delete file yang dimaksud.

Apabila tidak, hanya ada dua kemungkinan: full disk atau terserang virus.

7. Teruslah tersenyum!

Guys, senyum kan juga ibadah. Coba kita kalkulasikan, jika ada seribu kekecewaan yang anda alami, sebanyak itu pula anda selalu tersenyum, bayangkan pahala yang telah kau dapatkan.

Jadi, bukan berusaha senyum. Tapi, terus senyum. Perhatikan senyum para balita? Senyumlah kita. Senyum membawa bahagia. Saya tidak perlu menggurui anda dalam hal itu, bercerminlah! Temukan senyum terbaikmu!

8.  Memaafkan

Sebelum ditenggelamkan, sekelas durhakanya Firaun saja, Allah membuka dengan lebar pintu maafNya. Apalagi, kita sebagai hambaNya.

Kata bosan akan menjadi sajian. Menu hidup pasti terbonsai. Of course.

Inspirasi Nabi Muhammad SAW memaafkan seorang nenek Yahudi yang buta menjadi hikmah atas dahsyatnya MAAF.

Ambon,27/10

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun