Pada hakikatnya, hati adalah milik Allah. Biarlah Allah yang memberikan penilaian baik buruknya apa yang dilakukan orang lain kepada kita. Semoga dengan begitu, dosa kita berguguran lewat jalan "dikecewakan."
Maka, bersabarlah, renunglah nikmat lainNya, yakni syukur. Yah. Kita wajib bersyukur sebab dengan begitu, kita termasuk orang-orang yang takkan lalai. Karena hidup tak selalu indah. Malam kadang suram tak berbintang. Jalani saja, badai pasti berlalu.
2. Selalu berprasangka baik
Tiada yang mengingkari bahwa kehebatan berprasangka baik kepada saudara kita akan menghadirkan kuantum energi hati yang jernih.
Hidup tanpa dendam. Hidup tanpa beban. Segunung taburan kekecewaan yang ditaburkan kepada kita, amarah dibuang, suburkan sifat berprasangka baik, maka gapaian hidup penuh cemerlang.
Andai saja, Umar bin Khattab, Rasulullah tidak berprangka baik kepadanya, niscaya Islam tidak akan gemilang. Tugas kita hanya berprasangka baik. Dengan begitu hati akan tenteram dari rentetan hiruk-pikuk itu.
3. Mendoakan saudara kita
Doa adalah senjata paling sakti mandraguna. Bahkan doa bisa merubah takdir. Wah!!!
Sadar atau tidak, ketika kita sedang membayangkan wajah teman kita dalam setiap sujud terakhir, akan ada sebuah transferan sambung rasa yang tiba-tiba ke dianya. Tanpa perlu kita tanya ke dia, dia akan mengaku secara sadar akan keadaan hatinya.
Doa adalah sumber listrik dalam hati manusia. Tanpa doa, hati akan dipenuhi kegelapan. Maka, kalau sudah gelap, jangan heran manusia akan kalap. Boleh jadi, kekalapan bisa berubah keganasan dalam menghadapi orang yang membuat kita kecewa.
4. Berikan dia kepercayaan