Mohon tunggu...
M. Nasir Pariusamahu
M. Nasir Pariusamahu Mohon Tunggu... Penulis - -

Saya Manusia Pembelajar. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | C

27 Agustus 2017   08:00 Diperbarui: 27 Agustus 2017   08:04 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

C

///

Tanah terceruk berlubang-lubang

Aneka emas uranium di bawa terbang

Tanpa izin di kepala suku

Rakyat akhirnya bersekutu

///

O bumiku tak lagi perawan

Dimana-mana ada persunggihan darah

Parang dan perang berjudi di semak-semak

///

Beta belum juga bisa memegang awan

Padahal beta hidup sudah beruban

Nagariku... Banyak naga menjadi lintah

Tak lagi beta menanam Padi apalagi Sagu

Karena berasku dianggap banyak kutu-kutu

///

Sebelum beta mati

Beta pesan buat tuan-tuan di tanah pusaka

Tanah yang kalian gali, akan menjadi kuburan mayatmu.

Ambon, 30 Juli 2017

Wailela-Ambon

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun