Hujan semakin kuat tiap detiknya. Laju ban motor di jam 5 sore mendadak tak menemukan sirkuitnya. Tak apalah, hujan seperti sudah biasa dengan motor Revoku. Temanku yang kuboncengi terus mengoceh kapan sampainya  ke tempat acara. Sesuai schedule di  e-tiket jam 5.30 sore akan dimulai.
Tuhan maha baik. Hujan dialun-alunkan. Sampailah kita di gerbang Natsepa Hotel, Maluku Tengah. Pak Satpam yang baik hati membukakan palang pintu gerbangnya. Jika beta lihat sosok itu, beta tau, dia pasti orang Ambon. Hitam kulitnya, suaranya agak bengkak. Tapi baik hatinya. Itulah perawakan orang Ambon. Hitam kulitnya, manis hatinya.
Sudah banyak para Netizen yang menunggu. Depan pintu aula padat merayap. Masing-masing peserta registrasi sesuai akun pendaftaran di loket. Para peserta dibagikan sebuah tas yang berisikan paket bertuliskan AYO BERUBAH, GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL.
Tepat pukul 19.00 WIT, acara Sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental digelar. MC mencoba mengalakkan tawa khas Maluku agar peserta tidak kantuk. Para pemantik pun dipanggil guna memantik narasi sesuai topik
![Documen Pribadi Nasir](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/16/img-20170815-193126-5993e71293be25475218f714.jpg?t=o&v=770)
Berbagai obrolan digunjingkan. Beberapa pendapat dan ajuan beta tulis di bawah ini:
1. Perwakilan Kominfo Maluku: Beta senang. Acara begini sangat membantu proses informasi yang cepat di Maluku. Keterbatasan kita sebagai warga kepulauan tidak boleh menjadi pembatas untuk kita berdaya.
2. Perwakilan PMK RI: Keragaman manusia yang bertemu di dunia media sosial, harus bisa diselaraskan dengan nilai-nilai budaya Indonesia. Revolusi mental harus dimulai dari kita. Jadikan media sosial sebagai rumah teduh bagi manusia Indonesia masa depan.
3. Relawan TIK: Tadkir masa depan Indonesia adalah bonus demografi. Bonus ini adalah laba bagi kemajuan Indonesia jika kita cerdas dalam mengelolanya secara positif. Kita pula diperhadapkan dengan informasi HOAX by sistem. Sementara banyak masyarakat kita belum bisa memfilter informasi dengan baik. Maka peran relawan dalam hal ini sangat penting.
Tanya jawab:
1. Relawan TIK Seram Bagian Timur: Kami dukung upaya pencerdasan internet pintar bagi warga pulau-pulau.
2. Kompasianer Ambon: Kita harus menyatukan paradigma pikir kita, bahwa media sosial harus terkelola dengan baik. Adapun bentuknya adalah memakai akun asli, saling menghargai pendapat, dan taat UU. Agar dunia maya tidak dianggap dunia para hantu yang senantiasa sebar berita bohong dan devide et impera.
3. Penyair Maluku: Salam par bapak menteri bahwa katong orang Maluku sangat butuh informasi. Maluku adalah soft flower Indonesia.
4. Perwakilan Kampus: mari katong sama-sama "buang muka" par kerukunan di republik maya.
Lambaian kata-kata dari peserta maupun pemateri sangat membuat kita optimis bahwa ada sebuah niat baik bersama dalam menjalani aktivitas di media sosial. Maka menulislah dengan jempol, jangan tekan entry sebelum kau baca kembali.
Buat pertemanan dengan penuh kejujuran. Bukan baperan skak hiperbola. Karena berubah itu gampang. Katakan berubah, lalu tulis di hati. Sebab berubah tak sekedar kata, tapi butuh langkah. Sehingga kita menjadi manusia rukun tanpa dibujuk.
Obrolannya terlalu panjang. Menyita waktu. Namun, sedari awal disadari sungguh, inilah waktu terbaik "Together Building Indonesian Information Society". Disini beta dengar, beta tulis, beta biking.
Pena kami adalah keyboard. Bacaan kami tak sekedar google. Info kami no HOAX apalagi baku pukul-pukul. Pesan kami mari gandong jaga damai dirumahmu. Indonesia
Tugas kita merawat Republik Maya. Memberi teladan di setiap ruangnya. Rawat batas-batasnya dengan integritas, etos kerja dan gotong royong.
Because we are Indonesia. Pela gandong, tanah putus pusa. Â One connecting for All. Harga hidup keku-kele sesama par bangun Indonesia. Jang bosan biking bae par orang. Tuhan Maha Penyayang. Pena damaikan Indonesia!
*Catatan Sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental Bagi Netizen Maluku, 15/6