Sudah malam Tujuh Syawal
Aku terbawa angin di atas buih
Tegunlah diriku dalam frase doa
Kapalku tak mampu berlabuh lagi di dermaga
Padahal sudah janji dengan biniku untuk tiba sebelum matahari tidur
Kemarin dia berkabar lewat telegram
Amplop coklat itu, ku buka
Lebar sekali kalimat-kalimatnya
Sampai aku tak sadarkan diri dengan airmata di atas gelombang selat
Ini  hari kedelapan sudah setelah lebaran
Tangisan Syah hanya bermakna mimpi
Ditutup kabut putih dan suara malam
Yang ku tau dari kalender hijriyah
Tepat awal bulan sepuluh bukan lima belas bulan
Bayiku pas lahir di antara pawai takbir di kampung
O... Malam ini bahagia hidupku
Ikan-ikan di bawah  lampu dek ikut menari sumringah
O... aku menjadi ayah
Tahta kesempurnaan laki-laki
Tapi, ombak masihlah menutup daratan, lautan masih jua menjadi rimba
Rinduku meluap bagai melihat lampu kota di jauh gelapnya purnama.
*Ambon, Â 10 Syawal 1438 H
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI