Perempuan bukan kuli dalam istanamu
Bukan pula ladang yang setelah digarap, dibiarkan menguning tandus dan kering
Perempuan bukan pakaian lepas pakai, karena uang kau dibeli
Perempuan, sayap patahmu
Terbanglah bersamanya, dengan segala kurang-kurangnya.
Perempuan, madu dalam sarang lebahmu
Jaga suci-sesucinya rasanya
Karena, disitulah kau terhormat pandang
Perempuan, mawar ditengah kuda perangmu
Janganlah membuat duri dalam halus warnanya
Sebab, ia juga perempuan
Punya hati, punya diri
Bawa-bawalah ia, bersama dalam dekapan lahir jiwamu
Perempuan bukan kata yang hilang
Dalam syairan petualang hujan di tengah kota
dia lahir untuk sebuah nama
dia pintu surga, segala hormat ada padanya
kau, bersamanya dengan sebaik-baiknya
Untuk membuat prasasti.
Ambon, 21 Mei 2017
Untuk Kebangkitan Perempuan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H