Mohon tunggu...
M. Nasir
M. Nasir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Lingkungan Hidup

Hak Atas Lingkungan merupakan Hak Asasi Manusia. Tidak ada alasan pembenaran untuk merampas/menghilangkan/mengurangi hak tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Alam Mengajariku Tidak Serakah

27 November 2023   17:20 Diperbarui: 27 November 2023   17:30 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan Aceh. Sumber Junaidi Hanafiah/Mongabay 

Bagi seorang aktivis lingkungan, beradaptasi dengan hutan sebuah keharusan. Jika boleh disebut harus mampu hidup di laut, darat, dan pegunungan. Selama bergelut dengan isu lingkungan, banyak kisah berharga yang saya rasa perlu dibagi.

Pernah suatu ketika saya dan beberapa teman masuk hutan. Tentunya rute yang kami jelajahi harus berjalan kaki, terkadang harus merintis jalan baru untuk sampai ke lokasi tujuan.

Saat masuk hutan, kami hanya membawa logistik utama, seperti beras, garam, dan minyak. Sedangkan untuk kebutuhan menu makanan kerap kami manfaatkan apa yang tersedia di alam. Karena berdasarkan pengalaman, cukup mudah untuk kita temukan sayuran, cabai, buahan, dan juga ikan. Cukup bermodal benang dan mata pancing, ikan pasti didapatkan.

Standar yang sama juga kami berlakukan dalam perjalanan ini. Setiap memasuki jadwal makan, kami pilih lokasi istirahatnya dekat sungai atau alur. Sehingga mudah kami mancing ikan. Sedangkan masalah sayuran sudah kami temukan sepanjang perjalanan.

Pancing pun kami siapkan, kailnya kami gunakan ranting kayu atau bambu, mana yang mudah kami temukan dilokasi. Beberapa kawan mencari belalang di dedaunan untuk pakan pancing.

Ada ikan khas di sungai dalam hutan Aceh, yaitu ikan Kereuling, mungkin bentuknya hampir menyerupai ikan dewa. Ikan Kereuling enak di bakar, di masak pedas, atau digoreng.

Hanya berbekal pancing sederhana dengan umpan belalang, sekali lembar dapat itu ikan.

Hari itu kami berjumlah lima orang. Setiap kali mancing hanya kami dapatkan sepuluh ekor ikan Kereuling. Awalnya saya berpikir biasa saja apa yang kami alami. Setelah beberapa hari di hutan, jumlah ikan yang kami dapatkan pas dua ekor perorang. Meskipun kami bisa dengan mudah melihat banyak ikan dalam sungai atau Leubok Krueng. Berulang kali kami lempar pancing ikan itu tidak kami dapat, belalang pun tidak mau dimakan.

Saya mulai penasaran apa yang diajarkan oleh alam. Saya ingin membuktikan apa benar firasat saya bahwa alam memberikan sesuatu sesuai kebutuhan kami, tidak rakus.

Saat sarapan pagi, seperti kemarin alam hanya memberikan ikan ke kami 10 ekor. Jatah dua ekor perorang. Saya hanya makan satu ekor, satu ekornya lagi sengaja saya simpan untuk makan siang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun