Mohon tunggu...
M. Nasir
M. Nasir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Lingkungan Hidup

Hak Atas Lingkungan merupakan Hak Asasi Manusia. Tidak ada alasan pembenaran untuk merampas/menghilangkan/mengurangi hak tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hasil Kongres Satwa

26 November 2023   00:40 Diperbarui: 26 November 2023   02:38 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa disadari oleh manusia, Raja Rimba mengundang seluruh jenis satwa dari semua golongan. Surat undangan disebarkan oleh kelompok merpati yang dipercayakan oleh Raja sebagai tukang pos hari itu.

Pesan Raja, sampaikan undangan ini kepada semua hewan yang ada di alam. Ingat! Jangan sampai undangan ini bocor ke manusia, termasuk para pawang yang mengklaim dirinya paham bahasa kita. Siap yang mulia, jawab Merpati.

Tugas dari yang mulia pun dilaksanakan oleh kelompok merpati. Mereka membagi empat zono penyebaran. Utara, timur, barat, dan selatan, dengan target dalam tiga hari undangan selesai diedarkan.

Seekor Merpati berkhianat, perihal rencana kongres ban sigom Nanggroe (siisi negeri) dibocorkan ke seorang pawang, yaitu pawang berinisial NB.

Sampailah pada hari yang direncanakan pelaksanaan kongres, tempat disalah satu pegunungan dalam hutan yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi oleh manusia. Pawang NB yang mengetahui agenda tersebut, secara diam diam sambil bersembunyi dibalik pepohonan mengikuti sampai selesai kongres satwa.

Dari catatan Pawang NB, ada dua agenda penting yang mereka bahas dalam Kongres. Yaitu, perihal kondisi internal antar satwa, dan kondisi eksternal antara satwa dengan makhluk lain yaitu manusia.

Perihal internal; mereka menitik beratkan pada kehidupan alamiah mereka dalam mencari makan. Kelompok monyet yang banyak mendapat sorotan dalam diskusi. Monyet dianggap oleh Raja telah keluar dari kehidupan alaminya dalam mencari makan. Banyak monyet yang menjadi makan di jalan, menunggu belas kasih manusia. Bagi Raja perilaku monyet adalah perilaku paling hina yang harus dihentikan. Jika tiga maka kelompok monyet akan mendapatkan hukuman dari Raja.

Masih dalam persoalan internal, ikut juga dibahas perihal banyak banyak spesies yang mulai punah akibat berbagai faktor, direkomendasikan untuk memperbanyak perkembangbiakan. "Kita satwa jangan seperti manusia yang ikut program KB", tegas sang Raja.

Kemudian perihal kondisi eksternal; pembahasan dititik beratkan pada konflik dengan manusia. Banyak wilayah kita yang diambil oleh manusia, banyak pakan dan makanan kita yang dirampas, dan banyak golongan kita yang dibunuh, dijerat, dan dimutilasi untuk dijual organ kita. "Kita adalah kelompok mayoritas, manusia kelompok minoritas, kita harus lawan", pesan tegas dari Raja Rimba diatas panggung Kongres.

Perwakilan Gajah memberikan pernyataan. Raja! Kelompok kami paling banyak punah akibat ulah manusia, dan kami jauh hari sebelum kongres ini terlaksana kami telah sepakat untuk melawan. Tanaman dalam kebun manusia kami obrak Abrik, gunung dan rumah mereka kami rusak, dan terkadang orangnya pun menjadi korban. Raja! Apakah perilaku kami melanggar? Raja menjawab, selama manusia tidak mau berdamai dengan kita, maka lanjutkan! Seru raja.

Perwakilan burung memberi pertanyaan. Raja! Kelompok kami banyak yang diburu dan ditangkap. Cukup banyak saudara kami yang dikurung oleh manusia, kami diperlombakan, dijual dipasar manusia, dan sebagian dari kami juga di goreng oleh manusia. Apa yang harus kami lakukan? Raja rimba menjawab, pelajari model dan jenis alat tangkapan manusia, menjauh dan hindari dari alat berat mereka atau kalian terbang sejauh mungkin ketika ada manusia yang masuk ke rimba.

Harimau mengaung sambil menunjuk tangan. Raja! Sama seperti apa yang dilakukan dan dialami oleh Gajah, kami dikuliti dan kulit kami dijual. Selama ini kami tidak tinggal diam, kami melawan, kami makan ternak mereka, kami cakar mereka, dan kami berkeliaran dalam pemukiman manusia agar mereka takut.

Setelah mendengar berbagai keluhan dari anggota Kongres, kemudian Raja Rimba mengambil kesimpulan, yaitu: Tidak ada alasan pembenaran bagi manusia untuk mengusik kehidupan kita, karena alam ini diciptakan oleh Allah tidak hanya untuk manusia tapi juga untuk kita. Maka dari itu, jika ada manusia yang merampas hak hidup kita maka harus kita lawan.

Pawang NB yang berada dibalik pohon tubuhnya gemetar mendengar maklum Raja Rimba. Tanpa sadar, pawang NB terinjak ranting kayu dan terdengar oleh burung elang.

Ada penyusup... teriak burung elang. Tangkap... teriak Raja Rimba. Secara spontan, Musang, kelelawar, elang, babi, landak, gajah, dan semua satwa yang hadir mengepung lokasi yang ditunjuk oleh elang.

Pawang NB terkepung tidak bisa melarikan diri, hanya ada satu pilihan yaitu menyerah. Kemudian Pawang NB ditangkap dan dibawa kehadapan Raja.

Siapa kamu, tanya Raja. Saya Pawang NB yang mulia. Apa tujuan kamu menguntit acara kami. Tidak yang mulia, kebetulan saya tadi mencari rotan di hutan, tiba-tiba saya lihat ada pertemuan besar, lalu saya penasaran untuk melihatnya yang mulia.

Bohong! Kami pasti orang suruhan untuk memata matai acara kami. Tidak yang mulia (Pawang NB terus berkilah).

Tiba-tiba datang seekor harimau dan berbisik ke Raja. Tidak tahu apa yang dibicarakan, tapi sesaat kemudian sikap Raja ke pawang NB berubah total. Pawang NB dijamu layaknya seorang tamu. Sejumlah hewan lain yang melihat perubahan sikap raja berbisik, ada apa, kenapa, emang siapa orang itu.

Selesai menjamu Pawang NB, kemudian Raja Rimba meminta kepada pawang NB untuk naik ke atas panggung Kongres. Dihadapan anggota kongres, Raja menyampaikan bahwa Pawang NB lah yang selama ini membantu perjuangan kita. Jadi sudah tepat, apa yang kita putuskan hari dalam kongres, secara resmi kita serahkan kepada pawang NB sebagai perwakilan kita untuk menyampaikan kepada seluruh manusia. Bagaimana sepakat? Sepakatttttt! Jawab serentak anggota kongres.

Dalam hati Pawang NB, tambah kerjaan lagi.

Semoga terhibur, maklum lagi kurang ide untuk menulis, salam kompak para Kompasianer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun