Mohon tunggu...
Nasir Nooruddin
Nasir Nooruddin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pembelajar yang tak kunjung pintar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Anak Saya Memilih Homeschooling

3 November 2015   13:23 Diperbarui: 3 November 2015   13:23 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Umar gak mau sekolah”

Ucapan itu terlontar dari mulut anak saya, Umar sekira 2 tahun yang lalu. Setelah tidak masuk sekolah selama dua minggu karena sakit campak, kemudian Umar benar-benar tidak mau melanjutkan sekolah.

Ucapan di atas mungkin akan mebuat panik bagi sebagian besar orang tua. Tapi tidak bagi kami. Kok bisa? Begini ceritanya.

Sejak kecil saya tak pernah nyaman bersekolah. Kepribadian saya yang introvert membuat saya sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Bahkan saya hanya tahan sekolah TK hanya selama 2 minggu. Sebabnya adalah ibu tak bisa lagi menemani saya bersekolah karena direpotkan mengasuh kedua adik saya. Tentu tidak mudah bagi ibu saya mengantarkan saya bersekolah sambil mengasuh kedua adik saya.

Menjalani sekolah bukan hal yang sepenuhnya menyenangkan bagi saya. Duduk mendengarkan penjelasan guru di dalam ruangan bersama puluhan murid lainnya membuat hidup saya tersiksa meskipun saya tidaklah terlalu sulit mengikuti pelajaran di sekolah.

Ketika SMP saya mengenal pelajaran Elektronika dan saya jatuh cinta padanya. Meskipun bukan pelajaran utama, saya selalu berusaha keras mempelajari Elektronika selain dua pelajaran lain yang saya sukai; Fisika dan Matematika. Karena Elektronikalah saya memutuskan melanjutkan STM dibanding ke SMA. Saya sudah tak tahan lagi harus belajar ekonomi, geografi, dan seabreg pelajaran lain yang tak pernah saya sukai.

Saya selalu menggugat banyak hal tentang pendidikan, meskipun masih dalam hati. Saat itu belum ada internet apalagi medsos dimana setiap orang dengan mudah mengutarakan isi pikirannya sekaligus mencari informasi yang diinginkan.

Ketika menikah dan lahirlah Umar anak pertama kami, kami masih bingung bagaimana visi pendidikan anak kami. Sempat kami diskusikan mengenai Homeschooling namun belum mantap karena masih kurangnya informasi.

Ada banyak alasan yang membuat kami menjadikan Homeschool sebagai salah satu pilihan utama kami. Diantaranya carut-marut sistem pendidikan nasional, kurikulum yang makin tak ramah anak, sistem pendidikan yang diususpi kepentingan politik dan bisnis.

Ketika temannya sibuk dengan playgroup dan TK, Umar cuek tak pernah meminta hal yang sama dan kami pun tak pernah memaksa. Kami berkomitmen hanya akan menyekolahkan Umar ketika dia siap. Dan di usia 5,5 tahun Umar meminta bersekolah TK.

1 tahun bersekolah TK dijalani dengan senang oleh Umar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun