Menurut badan pusat statistik (BPS) bahwasanya database pengangguran negara kita berkisar 6,8 juta pada tahun 2018, dan angka kelahiran berkisar 3,5-4 juta/tahun.
Artinya sistem ini akan banyak dampak yang tidak baik terhadap masyarakat negara indonesia . Oleh karena itu perlunya peran mahasiswa untuk memnberikan pemahaman yang lebih kepada masyrakat , sebelum benar-benar menerima sistem ini dengan mentah-mentah.
Yang terjadi pertanyaan terbesar adalahÂ
Apakah masyarakat kita siap untuk menyongsong revolusi industry 4.0 ?
Bagaimana nasib sdm pada era revolusi industri 4.0
Pertanyaan ini dapat dikatakan sebagai salah satu gagal memahami perkembangan yang ada. Melihat database yang ada, bahwasanya negara indonesia adalah negara urutan 5 terbesar di dunia yang menggunakan jaringan internet. Kurang lebih dari 8 jam 36 menit dalam satu hari masyarakat indonesia menggunakan internet.
Artinya apa, bahwasanya kita sudah dapat menerima revolusi industri 4.0 ini, karena salah satu sistem ini menggunakan yang namanya internet of things.
Itu kita lihat dari kacamata penggunaan social media dan game saja,bukan memanfaatkan dalam dunia berbisnis atau keperluan kerja lainnya.
Disisi lain ada bentuk keuntungan terbesar dalam sdm di era revolusi industry 4.0 ini, memang benar bahwasanya tenaga manusia akan digantikan dengan tenaga robotic. Akan tetapi ada salah satu factor yang mendukung menurut saya, yaitu system boss akan diganti dengan unboss , semua orang dapat bekerja dengan efektif dan efisien, setiap lokasi bisa dijadikan sebagai kantor,semua akan dipertemukan dalam satu jaringan.
Dapat saya katakana bahwasanya sistem ini bukan sistem yang menakutkan, melainkan sistem yang dapat memberikan perubahan dan perkembangan.
Akan tetapi perlunya sosialisi sebelum kita terapkan di negara kita secara universal.Â